– Sabanyak 2000 pelajar tingkat SMP dari 12 sekolah dan 300 masyarakat umum mengikuti vaksinasi massal yang digelar Satgas Covid-19 Kabupaten Sambas bekerjasama Dengan TNI-POLRI, Sabtu (09/10/2021). Hal itu dilakukan guna mencegah penyebaran Covid-19 saat pembelajaran tatap muka (PTM).
Bupati Sambas Satono mengatakan pelajar menjadi sasaran penting dalam pelaksanaan vaksinasi massal, khususnya siswa yang berusia 12 tahun ke atas. Sehingga pelaksanaan PTM akan berlangsung dengan lancar dan terhindar dari pemaparan Covid-19, mengingat banyaknya siswa telah mengikuti vaksinasi massal.
“Melihat antusias siswa masuk sekolah saat ini maka kita juga harus menggencarkan vaksinasi massal dengan sasaran anak sekolah usia di atas 12 tahun khususnya SMP dan SMA. Kita ingin menciptakan kekebalan komunal bagi para siswa sekolah ini agar tidak terjadi klaster baru saat PTM,” kata Satono.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sambas, Fatah Maryunani optimis pelaksanaan vaksinasi terhadap anak sekolah lebih cepat dari pada masyarakat umum. Mengingat tingginya antusias siswa mengikuti vaksinasi massal di Kabupaten Sambas bagi anak usia di atas 12 tahun akan cepat selesai.
“Saya yakin kalau untuk vaksinsi anak sekolah ini akan lebih cepat dari masyarakat umum, karena antusias mereka sangat bagus sekali. Hari ini saja target kita 2.300 orang. 2000 dosis untuk anak sekolah, dan 300 dosis untuk umum,” kata Fatah.
Fatah menjelaskan berdasarkan data online yang di entry di aplikasi Primary Care (Pcare) BPJS baru sebanyak 800 siswa. Hal itu berbanding jauh dengan data hasil manual yang angka vaksinasi terhadap siswa dari usia 12 tahun telah mencapai 5000 dosis. Hal itu dikarenakan terjadinya gangguan pada aplikasi data online.
“Berdasarkan data manual kita, ada 5000 dosis vaksin yang sudah diberikan ke anak di atas 12 tahun seperti SMP dan SMA. Namun yang terdata di aplikasi hanya 800 orang, parah sekali aplikasinya sering gangguan,” jelas Fatah.
Terjadinya perbedaan data pada aplikasi bukan hanya terjadi karena gangguan server. Hal itu dikarenakan sudah sering petugas memasukan data pada anak sekolah secara tepat, namun yang masuk tk sesuai dengan yang ditujukan. Bahkan data siswa yang telah dimasukan dengan baik dan benar dapat berubah menjadi data masyarakat umum.
“Selain server sering gangguan, kadang-kadang entry data rasanya sudah betul oleh petugas tapi datanya tidak masuk ke kategori vaksin anak, malah masuk ke kelompok lain. Padahal input datanya sudah by name (nama) by adress (alamat) by age (usia). Tapi nyatanya datanya masuk ke masyarakat umum dan sebagainya,” pungkas Fatah. (gun)
Discussion about this post