– Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sanggau menggelar Sosialisasi “Sistem Deteksi Dini dan Cegah Dini Terhadap Konflik Sosial di Masyarakat”, Kamis (21/10/2021).
Kegiatan yang dipusatkan di lantai satu ruang musyawarah Sekretariat Daerah Kabupaten Sanggau itu dibuka Staf Ahli Bupati, Rizma Aminin, dan dihadiri seluruh jajaran Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) Sanggau.
Dalam kegiatan itu, Kesabangpol Sanggau juga menghadirkan Renardo Sinaga selaku Ketua Presidium Hoax Crisis Center Kalimantan Barat.
Kepala Badan Kesbangpol Sanggau, Antonius menyampaikan, adapum tujuan sosialisasi ini adalah untuk mengetahui dan memahami berbagai hal penyebab konflik berikut potensi-potensinya agar dapat diambil langkah-langkah persuasif.
“Dengan demikian dapat tercipta suatu kondisi yang tertib dan aman. Jadi maksud acara ini agar semua peserta yang hadir memperoleh wawasan dan informasi terkait hal-hal yang dapat menyebabkan konflik terutama dari media sosial,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Sanggau, Paolus Hadi, dalam sambutannya yang disampaikan Staf Ahli Bupati, Rizma Aminin mengatakan, melalui sosialisasi ini, para peserta diharapkan memperoleh pengetahuan, pemahaman dan pedoman dalam melaksanakan tugas di lapangan terkait penanganan konflik sosial, sehingga tidak terjadi keraguan dan kegamangan dalam bertindak.
Disebutkannya, cara penanganan konflik yaitu dengan menciptakan kehidupan masyarakat yang aman, tentram, damai dan sejahtera, memelihara kondisi damai dan harmonis, dalam hubungan sosial kemasyarakatan, meningkatkan tenggang rasa, dan toleransi dalam kehidupan masyarakat dan bernegara, termasuk memelihara keberlangsungan fungsi pemerintah, melindungi jiwa, harta, benda serta sarana dan prasarana umum.
“Konflik bisa terjadi setiap saat dan dimana saja, konflik juga terjadi dalam berbagai tingkatan baik skala kecil maupun skala besar. Yang jelas konflik itu terjadi akibat ketidaksesuaian antara keinginan dengan kenyataan,” ujarnya.
Disebutkan Rizma, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya konflik, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang keyakinan, dan konflik di bidang sumber daya alam.
“Konflik di bidang politik misalnya, terjadi karena adanya perbedaan pandangan politik. Ekonomi misalnya, karena tidak meratanya distribusi barang kebutuhan. Kemudian, konflik di bidang keyakinan, dikarenakan persoalan agama yang terus menerus dipersoalkan, dan terakhir konflik di bidang Sumber Daya Alam yang dikarenakan adanya Sumber Daya Alam yang dimiliki setiap daerah. Potensi konflik mestinya dideteksi sejak dini agar tidak menjadi persoalan baru di kemudian hari,” tutupnya. (DD)
Discussion about this post