Jurnalis.co.id – Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institue, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengemukakan, anak-anak muda wajib mengedepankan sinergi, kolaborasi dan aksi nyata untuk bersama-sama melakukan perubahan serta menjadi solusi atas permasalahan bangsa.
“Tidak ada yang terlalu hebat untuk bisa membangun bangsa sendirian,” tegas Agus Harimurti Yudhoyono saat Webinar ‘Suara Pancasila’ yang diadakan Dewan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jumat (29/10/2021).
AHY berpandangan, setiap masa ada tantangan dan pemimpinnya. Tiap pemimpin, ada masa dan tantangannya. Anak Presiden Indonesia ke 6 mengingatkan untuk selalu menghargai kepemimpinan sebelumnya.
“Apa yang kita dapatkan hari ini adalah hasil kerja keras generasi terdahulu,” ucap AHY.
Kepada para mahasiswa, AHY mengingatkan, bahwa merawat demokrasi dan Pancasila adalah kerja lintas generasi. Sebagai bagian dari generasi muda, AHY menjelaskan, muda adalah kekuatan, tapi bukan hanya bermakna usia biologis.
“Muda adalah kekuatan dalam pikiran dan tindakan untuk mengubah peluang menjadi tantangan. Muda juga keberanian untuk keluar dari zona nyaman, mendobrak status quo dan berani mengambil keputusan besar,” lugas AHY.
Ketua Umum Partai Demokrat itu menambahkan, Anak Muda adalah perubahan, transformasi besar atau hijrah untuk menjadi lebih baik. “Jiwa muda ini menggerakkan kita pada tujuan besar bersama: Indonesia Emas 2045,” jelas AHY.
Menyinggung soal politik, AHY mengingatkan, ada tiga fenomena yang patut dicermati pada saat ini. Yakni politik uang, politik identitas, dan post truth politics. “We can’t afford the price of disintegration. Perpecahan bangsa terlalu mahal harganya bagi kita,” serunya.
AHY mengaku, selama ini dirinya telah berkeliling Nusantara, berdialog dengan berbagai elemen masyarakat. “Saya bertemu para tokoh masyarakat, para pemuka agama, dari para ulama di Aceh hingga Uskup Agung di Kupang. Mereka menitipkan pesan yang sama, mari kita bersama-sama merawat dan menjaga Pancasila,” kata AHY.
“Pancasila sudah teruji dalam sejarah. Menjadi titik temu, titik lebur perbedaan (kalimatun sawa) di tengah kompleksitas cara pandang kebangsaan masyarakat Indonesia yang majemuk ini,” timpalnya.
AHY berpesan kepada generasi muda. Untuk harus kritis, berani bersuara dan membuktikan dengan aksi nyata. Sebagai generasi yang paling melek teknologi. Think before you speak, think before you share. “Jangan sampai jadi bagian dari politik fitnah,” ingatnya.
Ia mengharapkan, generasi muda dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Dengan integritas, karakter yang unggul termasuk patriotisme, disiplin dan semangat pantang menyerah,” demikian AHY.
Webinar yang diikuti ratusan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah ini dibuka oleh Rektor UIN Prof Dr Amany Lubis. Dalam sambutannya, Prof Amany memuji AHY sebagai negarawan. Rektor kelahiran Kairo ini mengungkapkan, pernah bekerjasama dengan AHY saat menyusun kurikulum bagi Universitas Pertahanan. (Rga)
Discussion about this post