– Direktur Yayasan Nanda Dian Nusantara (YNDN) Devi Tiomana merasa miris dengan kasus dugaan persetubuhan melibatkan gadis 6 tahun dan lima anak dengan modus main kawin-kawinan yang terjadi di Kota Pontianak.
Devi menerangkan kejadian tersebut tentunya menampar semua pihak, terutama orang tua yang lalai dalam melakukan pengontrolan terhadap anak.
“Ada yang hilang dari pandemi ini, yaitu hilangnya pengawasan orang tua terhadap anak,” katanya kepada wartawan, Kamis (04/11/2021).
Apa lagi, kata Devi, korban gadis berusia enam tahun dengan pelaku anak-anak yang usia di bawah 11 tahun. Tidak hanya satu anak yang diduga menjadi pelakunya.
“Peristiwa ini menunjukan krisis moral dan akhlak pada anak,” tegasnya.
Tak hanya itu, Devi juga menyoroti berkaitan dengan pengakuan salah satu anak yang diduga pelaku bahwa sampai bisa nekat melakukan perbuatan tak senonoh tersebut lantaran menonton konten dewasa melalui handphone.
“Ini yang benar-benar dikhawatirkan, karena tak sedikit anak selama pandemi ini bebas berinteraksi dengan internet melalui handphone, maupun warnet tanpa pengawasan orang tua,” katanya.
Sibuk-sibuk masalah Covid-19, Devi begitu prihatin lantaran kontrol anak malah diabaikan.
“Makanya saya bilang, saat sibuk Covid, namun lupa pada kontrol terhadap anak yang ujungnya berdampak ada moral dan akhlak anak yang menjadi krisis,” cetusnya.
Devi menegaskan aktivitas anak tak boleh lepas dari pengawasan orang tua baik saat di dalam maupun luar rumah. (rin)
Discussion about this post