– Ada yang menarik dalam pertemuan Kalbar dengan delegasi dari Provinsi Papua dan Papua Barat di Hotel Ibis Pontianak, Senin (22/11/2021). Dari pihak Kalbar mengalungkan syal, sementara dari Negeri Cendrawasih membalas dengan mengalungkan tas Noken dari suku Asmat.
“Ini syal berasal dari suku Dayak. Motifnya juga Dayak. Sekarang, berkembang motifnya tidak saja Dayak, tapi dari Melayu juga ada. Dibuat secara manual dengan memanfaatkan pewarna dari hutan. Dengan tukar cinderamata ini semoga bisa meningkatkan pengerajin tenun syal kita,” kata Drs Junaidi, Asisten II Setda Provinsi Kalbar saat mengalungkan syal ke Ketua Delegasi Papua dan Papua Barat, Estiko Tri Wiradyo.
Hal senada dilakukan delegasi Papua dan Papua Barat, mengalungkan tas noken ke leher Junaidi dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kalbar, Ir H Adi Yani MH. Terjadilah tukar-menukar cinderamata antara provinsi yang sama-sama memiliki hutan luas itu.
Tukaran cinderamata dilakukan dalam acara “Selamat Datang” dari Pemprov Kalbar kepada delegasi Papua dan Papua Barat. Kehadiran delegasi dari Indonesia Timur itu dalam rangka belajar tata kelola hutan. Kurang lebih satu minggu mereka berada di Bumi Khatulistiwa. Selain di Kota Pontianak, mereka juga akan belajar tata kelola hutan di Kubu Raya dan Kayong Utara.
Dalam kesempatan itu, Kadis LHK Kalbar, Ir Adi Yani MH menjelaskan secara rinci apa yang telah dan akan dilakukan terhadap pengelolaan hutan. Banyak upaya dilakukan Pemprov Kalbar untuk menjaga hutan tetap lestari. Selain itu, Pemprov Kalbar juga aktif dalam upaya menurunkan emisi gas rumah kaca.
“Upaya kita dalam mengelola hutan dan lingkungan hidup, tidak semata-mata dari pemerintah saja, melainkan melibatkan pihak ketiga atau NGO atau biasa kita sebut, mitra pemerintah. Kerja sama dengan para NGO yang konsen terhadap isu lingkungan sangat membantu mewujudkan visi dan misi Gubernur Kalbar,” papar Adi Yani.
Usai Adi Yani, giliran dari delegasi Papua dan Papua Barat memaparkan perihal kehutanan di daerahnya. Estiko Tri Wiradyo dari Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua banyak menjelaskan ekowisata. Banyak desa di Papua dijadikan ekowisata dengan harapan bisa mendatangkan turis lokal maupun mancanegara.
“Kita akan banyak belajar dari Kalbar terkait dengan hutan desa. Tadi banyak dijelaskan soal Desa Mandiri, tentunya ini menarik. Ada beberapa item dari Desa Mandiri yang mungkin bisa diterapkan di desa-desa yang ada di Papua dan Papua Barat,” kata Estiko.
Usai kegiatan “Selamat Datang”, delegasi dari Bumi Cendrawasih itu diajak untuk mengunjungi Kantor Dinas LHK Kalbar di Jalan Sutan Syahrir dan Galeri KPH di Jalan Sutoyo. Malam harinya, mereka akan diajak makan bersama di salah satu restoran terkenal di Jalan Gajah Mada Pontianak. (ros)
Discussion about this post