– Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan, memberikan penghargaan kepada 27 pelaku budaya. Lima di antaranya penghargaan budaya di bidang Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat.
“Tahun ini merupakan tahun pertama diinisiasi penghargaan kebudayaan bagi tokoh, organisasi, dan lembaga yang berkontribusi dan berdedikasi tinggi di bidang Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat. Bentuk apresiasi pemerintah bagi mereka yang telah melestarikan nilai-nilai luhur spiritual dan karifan local,” terang Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Sjamsul Hadi, dalam keterangannya diterima Jurnalis.co.id, Rabu (29/12/2021).
Dijelaskannya, tahun ini, khusus bidang Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) terdapat empat kategori penghargaan yang diberikan oleh Kemendikbudristek. Yaitu Tokoh Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Tokoh Masyarakat Adat, Organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Lembaga Adat. Berdasarkan hasil verifikasi dan penilaian telah ditetapkan lima penerima penghargaan.
Untuk kategori Tokoh Masyarakat Adat, anugerah diberikan kepada dua orang. Satu di antaranya dari Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat, yaitu Bandi alias Apay Janggut. Selanjutnya Prof Dr Ir Raudha Thaib dari Sumatera Barat.
Sedangkan anugerah kategori Tokoh Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diberikan kepada Alm. Sri Pawenang (D.I. Yogyakarta) dan Alm. Hertoto Basuki (Semarang). Sementara untuk kategori Organisasi Kepercayaan adalah Persatuan Warga Sapta Darma.
Dikatakan Sjamsul, pemberian Anugerah Kebudayaan Indonesia tahun ini dikemas dalam format berbeda dengan pertimbangan utama untuk meminimalisir dampak penyebaran Covid-19. Kemendibudristek melaksanakan seremonial penyerahan Anugerah Kebudayaan di domisili penerima.
“Keberadaan dan peran penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat terhadap pemajuan kebudayaan perlu tersampaikan kepada masyarakat. Harapannya agar masyarakat khususnya generasi muda dapat mengambil nilai baik dari para penerima anugerah dan termotivasi untuk kembali mengenal kearifan lokalnya dan mengembangkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilki saat ini,” pungkas Sjamsul. (dis)
Discussion about this post