JURNALIS.co.id – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar memberikan dampak besar terhadap masyarakat, salah satunya nelayan yang ada di Kecamatan Selakau, Kabupaten Sambas. Mengingat kapal motor yang digunakan nelayan untuk melaut menggunakan solar. Menurunnya hasil tangkapan laut dapat menimbulkan kerugian besar bagi nelayan.
Seperti yang dialami Supardi (44) warga Dusun Semayang, Desa Sungai Nyirih, Kecamatan Selakau yang telah menjalani profesinya sebagai nelayan selama kurang lebih 27 tahun harus merasakan dampak kelangkaan solar. Pasalnya, beberapa bulan terakhir solar semakin sulit untuk didapatkan. Sehingga mengakibatkan harga solar semakin tinggi dan membuat dirinya ragu untuk melaut.
“Selama ini kami dalam dua bulan terakhir ini merasakan dampaknya, serasa semakin susah BBM solar. Jadi kami mau melaut agak takut,” katanya kepada JURNALIS.co.id, Selasa (12/04/2022) sore.
Sebelumnya, kata Supardi, mereka beli solar harga Rp7 ribu. Namun sekarang sudah menjadi Rp9 ribuan.
“Karena kami biasanya menggunakan sekitar tiga puluh lima liter solar perhari. Itupun pendapatan tidak tentu apalagi sekarang perolahan sedikit kurang,” ujarnya.
Supardi berharap pemerintah segera melakukan tindakan dalam mengatasi kelangkaan solar dan dapat mengoperasikan kembali SPBN yang ada di kecamatan Selakau. Supaya nelayan di Kecamatan Selakau dapat kembali melakukan aktivitas melaut seperti biasanya.
“Jadi kebanyakan kami sulit untuk melaut sementara ini. Harapan kami kedepannya bagaimana pemerintah mencarikan solusi. Kemudian bagaimana SPBN yang ada di Selakau dapat diaktifkan kembali,” harap Supardi. (gun)
Discussion about this post