JURNSLIS.co.id – Petani jeruk di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas keluhkan tingginya harga pupuk yang beredar di pasar. Petani mengharapkan pemerintah memberikan solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh petani jeruk di Kecamatan Tebas.
Jira, salah seorang petani jeruk mengeluhkan tingginya harga pupuk. Mengingat, untuk menunjang pertumbuhan dan untuk mendapatkan hasil buah yang bagus sangat dipengaruhi oleh pupuk. Menurutnya, jika pemerintah tidak mengatasi masalah pupuk, maka gelar kecamatan Tebas sebagai penghasil jeruk terbesar akan tergeser.
“Pupuk ini sangat kuat pengaruhnya untuk buah limau, kalau tidak ada pupuk, yang ada buahnya tidak bagus, sedangkan Kota Tebas ini digelari Kota Jeruk, hal itu akan melepas gelar tersebut,” ungkap Jira saat dikonfirmasi, Senin (13/06/2022).
Jira mengatakan selain mahal, pupuk juga mengalami kelangkaan. Hal itu dibuktikan dengan tingginya harga pupuk yang beredar di pasaran salah satunya pupuk mutiara. Lain halnya dengan pupuk mutiara, pupuk Phonska mengalami kelangkaan.
“Kalau pupuk Mutiara yang mahal itu stoknya cukup banyak di pasar, cuma harganya hampir Rp1 juta satu karung, sedangkan pupuk phonska sangat susah untuk dicari,” kata Jira.
Untuk mengatasi masalah ini, petani jeruk sangat mengharapkan peran serta dari pemerintah untuk memberikan solusi yang terbaik. Sehingga petani dapat melakukan perawatan jeruk dapat dilakukan seperti biasanya.
“Yang paling kami harapkan, memang masalah pupuk, harga dan ketersediaannya juga kita semua tahu, sudahlah mahal susah dicari pula, hal tersebut sangat ingin kami sampaikan kepada pemerintah,” harap Jira. (gun)
Discussion about this post