JURNALIS.co.id – Petani kelapa sawit di Kabupaten Sambas keluhkan tak kunjung membaiknya harga Tandan Buah Segar (TBS). Anjloknya harga TBS ini mengakibatkan perekonomian para petani sawit ikut merosot.
Masalah anjloknya harga TBS sawit turut dirasakan Reza, salah seorang petani sawit di Kecamatan Sebawi. Reza mengungkapkan dirinya sangat merasakan dampak dari anjloknya harga TBS sawit. Terlebih, dengan tingginya harga pupuk juga menjadi masalah yang berakibat pada meruginya petani sawit.
“Untuk harga TBS sawit di perusahaan PT Rana Wastu Kencana (RWK) saat ini Rp 1.435, kalau dipengepul harganya Rp1.100,” ungkap Reza, Selasa (19/07/2022).
“Kalau bayar upah panen saja masih ada lebihnya, tapi kan tidak mungkin, kita harus melakukan perawatan juga untuk kebun, harga pupuk juga tak kunjung turun, sangat tidak seimbang untuk petani,” tambah Reza.
Reza mengatakan saat ini petani tidak dapat menjadikan sawit sebagai mata pencaharian utama. Karena tingginya harga pupuk dan murahnya harga TBS sawit, membuat menurunnya perekonomian petani.
Reza berharap upaya yang dilakukan Bupati Sambas, Satono dalam memperjuangkan harga TBS sawit dengan menyampaikan keluhan petani kepada pemerintah pusat segera mendapatkan respon. Sehingga, perekonomian petani sawit kembali stabil.
“Untuk saat ini, kalau orang yang hanya mengharapkan sawit untuk perekonomiannya dapat dipastikan saat ini dia sedang menjerit,” kata Reza.
“Saya harap harga sawit bisa cepat naik, karena tidak sedikit orang yang perekonomiannya hanya mengharapkan kebun sawitnya,” sambung Reza. (gun)
Discussion about this post