KONFRENSI Wilayah (Konferwil) Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat VIII dimulai sejak Jumat (19/07/2022) di Hotel Aston Pontianak. Sejumlah figur ternama di jajaran NU Kalimantan Barat sudah bermunculan untuk memimpin organisasi terbesar ini dalam lima tahun ke depan. Salah satu figur yang disebut-sebut menjadi calon terkuat adalah H. Hasyim Hadrawi, S.T.
Pria kelahiran Jogjakarta, 15 Juni 1968 memang terlahir dari keluarga besar Nahdlatul Ulama. Ayahnya adalah seorang tokoh besar Nahdlatul Ulama Kalimatan Barat yakni K.H. Madhar Hadrawi. Tak heran jika, Hasyim Hadrawi dalam jenjang organisasinya di kader dalam organisasi yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama. Mulai dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Di luar itu, bang Hasyim begitu akrab disapa juga pernah berkhidmat pada DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI).
Pada momentum Konferwil VIII ini, Hasyim Hadrawi memiliki tagline yang menurut hemat penulis sederhana namun memiliki makna dan pengabdian yang sangat mendalam “Berkhidmat Tanpa Batas” menjadi slogannya. Bahwa dalam pengabdiannya pada Nahdlatul Ulama tidak terbatasi oleh ruang dan waktu. Mengabdi yang tanpa pamrih, ikhlas dan bertekad untuk terus melanjutkan pengabdian dan Khidmat para pendiri NU untuk kemaslahatan agama, bangsa dan tanah air, terkhusus untuk Jam’iyah Nahdlatul Ulama.
Khidmat Tanpa Batas itu, tidak hanya untuk Jami’iyah & Jamaah An-Nahdliyah, namun lebih luas dari itu, publik Kalimantan Barat yang heterogen dan multi-segmen. Sebab pluralitas adalah sebuah keniscayaan di Kalbar. Karena itu, sebagai ‘stakeholders utama’ di Kalbar, PWNU perlu menegaskan ‘standing & posisioning’ dalam merespons kebutuhan eksternal. Apalagi Kalimantan Barat memiliki persoalan sosial yang perlu konsentrasi seluruh elemen masyarakat. Sebut saja soal jejak konflik etnik di Kalbar. Ini tentu merupakan hal faktual dalam lanskap sejarah di Kalbar. Selalu menjadi variabel signifikan dalam dinamika politik lokal. Khususnya terkait pergerakan konfigurasi ‘aktor dominan’ dalam kontestasi narasi dan agenda politik perubahan.
Transisi PWNU Kalbar menuju era ‘kebangkitan’ untuk percepatan agenda penguatan Jami’iyah dan jamaah sedang disiapkan oleh pengurus periode ini. Paska Konferwil 2017 lalu, sejumlah pekerjaan rumah yang ditinggalkan pengurus sebelumnya, telah diselesaikan dengan baik. Mulai dari pengadaan sekretariat yang representatif, hingga fasilitasi & penguatan Lajnah & Banom yang ada. Termasuk membentuk Gugus Kerja P3M (program pemberdayaan pesantren Mandiri). Ini adalah unit tugas khusus di bawah PWNU yang mengonsolidasikan seluruh lajnah & banom agar selaras program & kegiatannya terkait agenda pemberdayaan pesantren.
Tugas-tugas keorganisasian juga telah dilaksanakan dengan optimal sesuai kapasitas yang tersedia. Hampir tidak ada agenda dari PBNU yang tidak dilaksanakan oleh PWNU. Bahkan terbaru, Gerakan Sejuta Vaksin Booster oleh PBNU bersama Polri & Kemenag, juga dilaksanakan di Kalbar dengan capaian melampaui target. Itu menandakan, kerja operasional organisasi berjalan dengan sebagaimana mestinya.
Satu hal yang dapat dipetik pelajarannya dari kepengurusan PWNU 2017-2022, yakni adanya Trust/kepercayaan yang terbangun di antara pengurus yang multi latar belakang organisasi, profesi serta kompetensi.
Spirit dan semangat yang menjadi pondasi gerak PWNU Kalbar 2017-2022, perlu dilanjutkan dan diperkuat. Karena itu, kepemimpinan PWNU harus diteruskan estafetnya dengan memilih sosok yang selain memiliki ’legitimasi kultural-ideologis’ atau Nasab NU yang kuat. Juga merupakan figur yang teruji rekam jejak komitmennya terhadap NU. Plus ‘attitude’ yang terbuka dan ‘humble’, serta tidak membeda-bedakan latar belakang SARA. Dengan siapapun selalu adaptif bekerjasama untuk kemajuan NU.
Atas dasar itu, dari nama-nama yang beredar sebagai kandidat calon Ketua PWNU 2022-2027, ciri dan karakter seorang moderat itu ada pada diri H Hasyim Hadrawi. Selamat berjuang senior dan teruslah berkhidmat untuk Nahdlatul Ulama, bangsa, agama dan daerah tercinta Kalimantan Barat. (*)
Penulis: CM (Alumni PMII Kalimantan Barat)
Discussion about this post