JURNALIS.co.id – UPT Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Batu Layang, Kota Pontianak meluncurkan inovasi Koleksi Taman Berpindah (Komanda). Inovasi ini sebagai upaya penghijauan, edukasi dan pengurangan polusi udara.
Kepala UPT TPA Batu Layang, Irwan Roesdie menerangkan inovasi yang dimulai tahun 2020 ini merupakan bentuk mengubah wajah tempat pemrosesan akhir sampah yang diasosiasikan bau dan kumuh, menjadi tertata dan menarik untuk dikunjungi.
Sebelumnya, sampah-sampah menggunung di atas lahan gambut seluas 26,6 hektar. Kini, gunung sampah itu berubah menjadi bukit-bukit hijau yang sedap dipandang mata.
“Tahun 2020 dimulai dengan proses pengurukan. Di 2021 mulai ditanami dan kita bisa lihat kondisinya sekarang ada dua bukit utama yang sudah hijau. Di situ juga ditanami beberapa tanaman endemik. Salah satunya pohon belian oleh Wali Kota,” jelas Irwan, Kamis (11/08/2022).
TPA Batu Layang berlokasi di Jalan Kebangkitan Nasional, Kelurahan Batu Layang, Pontianak Utara itu dikepung Parit Madura di sebelah barat dan Parit Musa sebelah timur. Dengan kondisi terbuka, TPA Batu Layang menampung 1.619.000 kubik sampah per tahun dari seluruh penjuru Kota Pontianak.
Irwan Roesdie menjelaskan, sebelumnya, vegetasi tanaman penutup lahan hanya berupa tanaman pakis, keladi, ubi kayu, nanas, jagung, pisang dan bermacam jenis rerumputan. Kondisi yang masih jauh ideal sebagai zona penyangga. Bukit sampah itu menimbulkan aroma tak sedap yang tercium hingga ke rumah warga sekitar.
“Masalahan bau ini yang menjadi fokus inovasi. Kini selain perdu, ada ribuan pohon berbagai jenis tumbuh di kawasan TPA. Bau mulai menghilang. Sehingga warga mau dan betah berkunjung ke TPA Batu Layang, baik untuk studi banding, penelitian atau sekadar tukar-menukar bibit tanaman,” jelasnya.
Menurut sang inovator, Irwan, nama Komanda berfilosofi koleksi taman dari kota ke TPA. Dari semak belukar dan hutan ke TPA, dan dari TPA berpindah ke kota.
“Interaksi kolaborasi dengan pengunjung dengan prinsip saling berbagi untuk menambah koleksi taman dari berbagai jenis tanamannya,” katanya.
Tak hanya menyulap bukit sampah menjadi hijau, di lokasi TPA dibangun taman-taman tematik sesuai jenis pohon. Mulai dari pohon kurma, tanaman obat keluarga, buah-buahan, taman bunga, pohon endemik dan unik, sayuran, hingga umbi-umbian.
“Jadi selain jadi tempat memproses akhir sampah, orang biasa datang ke sini untuk penelitian, juga bisa menikmati hasil tanaman, bahkan minta bibit. Kami juga terbuka jika ada yang ingin berpartisipasi menanam pohon di sini,” tutupnya. (m@nk)
Discussion about this post