JURNALIS.co.id – Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengatakan, agar tidak terjebak dan menjadi korban transformasi digital yang mudah diakses. Tak hanya itu, anak muda harus mengambil peluang yang hidup serba digital, terutama mahasiswa saat melakukan tugas magang di desa, Kamis (01/09/2022) siang saat memberikan kata sambutan seminar literasi digital di Bank Kalbar.
“Bagaimanapun saat ini kita hidup mendunia yang tidak lepas dengan digital. Kita harus fokus mengambil peluang di dalam sebuah digital yang semuanya bisa leluasa untuk mengakses. Tapi di situlah ada hal- hal yang menjadikan keterbatasan. Keterbatasan itu sebetulnya kita bentengi diri dengan berbagai cara, agar kita tidak terjebak,” katanya.
Muda menuturkan saat ini banyak yang menjadi korban terjebak digital, baik itu di dalam kontek platform yang menawarkan sesuatu yang menarik.
“Disinilah sebetulnya cara kita memanfaatkan literasi digital untuk menangkap peluang tersebut. Jadi bukan sebaliknya, aktifitas seperti ini, kita lebih fokus kembali dan jadikan peluang, terutama di media sosial,” ucap Muda.
Muda mengajak agar sama- sama kepung balik dengan cara inisiatif dan harus memantik inisiatif, karena banyak orang terpapar dan terjebak dalam bermedia sosial.
“Jadi ruang digital itu, jangan sampai kita yang terjebak dan terlena. Di semua digital itu tidak ada orang yang paling pintar, tetapi yang ada itu orang yang paling peka dan peduli. Bukan pintar, tapi yang paling peka dan paham merasakan, bahwa di balik ini kemungkinan, intensi, indikasi selalu ada dan perlu diwaspadai,” kata Muda.
Diera sekarang, lanjut Muda yang dibutuhkan anak muda yang progresif dan peka dengan hal-hal yang bisa dilihat dari sesuatu yang bisa dijadikan peluang.
“Peluang ini, kita jadikan benteng, karena siapapun,terutama anak muda punya energi yang luar biasa. Kita melihat bahwa banyak sekali penomena-penomena yang ada, namun kita di Kubu Raya terus berusaha memberikan penguatan dari tingkat paling terbawah, misalnya desa, terutama tata kelola keuangan berbasis digital yang semua sudah non tunai,” ucap Muda
Tidak lagi transaksi di desa melalui tunai, Muda menambahkan, tetapi semua pembayaran-pembayaran baik itu untuk honor, pembayaran kerja dan lain sebagainya sudah melalui seperti Mbanking. Jadi tidak ada lagi menarik dan melakukan transaksi uang tunai. Bahkan mengelola APBD desa itu sudah sama dengan Kabupaten. Jadi itu naik kelas desanya.
“Bahkan dari seluruh desa di Indonesia ini, Kubu Raya mempelopori tata kelola keuangan dengan cara non tunai. Itu sudah diakui oleh kementerian desa, kementerian dalam negeri dan masuk dalam lampiran dan kita di Kubu Raya jadikan contoh untuk desa lain se Indonesia,” ujar Muda.
Muda menambahkan, dengan cara tersebut, terutama literasi keuangan sangat penting, karena tata kelola ini mempengaruhi platform dan pola-pola kehidupan dimasyarakat. Dengan hal itu, Muda mengajak untuk melihat, terutama keluhan yang harus dikejar, untuk mengupayakan literasi terhadap orang lain yang ada disekitarnya, termasuk anak-anak sekolah dan praktik- praktik di masyarakat.
“Seperti mahasiswa yang masuk ke kampung-kampung, menjadi tanggung jawab diri sendiri maupun orang lain dan memanfaatkan ini untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat. Karena di ruang digital ini, betul-betul jadikan peluang dan atau produk ekonomi kreatif, sehingga memberikan dampak positif di masyarakat. (sym)
Discussion about this post