JURNALIS.co.id – Kementerian Kesehatan tengah mengantisipasi bertambahnya kasus penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) penyebab dari gigitan nyamuk aedes aegypti pada musim pancaroba di Indonesia.
Pemerintah meminta Kepada Dinas Kesehatan provinsi maupun kabupaten/kota di Indonesia untuk mewaspadai penyebaran DBD dengan memberantas sarang nyamuk.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Dr Saptiko mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya antisipasi terkait penyebaran DBD. Di antaranya melalui Puskemas melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan serta penanggulangan DBD.
“Kami juga memberikan bubuk larvasida/abate ke tempat-tempat penampungan air untuk mencegar agar nyamuk tidak berkembang biak,” ujar Dr Saptiko saat ditemui JURNALIS.co.id di ruang kerjanya, Kamis (29/09/2022) siang.
Dikatakan Saptiko, kalau ada kasus warga terkena DBD di suatu lingkungan, pihaknya akan melakukan tindakan pengasapan secara cepat untuk mencegah penyebaran.
“Itu untuk memutuskan rantai secara cepat dan di situ sudah pasti ada,” ujarnya.
Saptiko mengajak masyarakat tingkat RT/RW dan kelurahan di Kota Pontianak untuk melakukan gotong-royong pembersihan lingkungan agar tempatnya tidak menjadi perkembangbiakan nyamuk.
“Yang sudah kami data dari Januari sampai September yang terkena DBD ada 53 kasus, dan sudah sembuh, karena DBD hanya paling lama tujuh hari,” jelasnya.
Lanjut Saptiko, untuk fasilitas yang disediakan Dinas Kesehatan Kota Pontianak, adanya pelayanan, obat-obatan, alat pendeteksi penyakit, bubuk larvasida/abate dan pengasapan fogging.
“Itu semua ada di Puskesmes,” ucapnya.
Saptiko berpesan kepada masyarakat Kota Pontianak untuk mencegah penyebaran DBD dengan menghindari gigitan nyamuk, pada anak-anak. Terutama anak sekolah, agar sebelum berangkat diberikan lotion anti nyamuk seperti minyak serai, dan lain-lain. Jika ada warga terkena demam yang suhu panasnya tidak turun selama dua hari agar dibawa kepada pelayanan kesehatan.
“Masyarakat jangan lupa menutup tempat penampungan air, kemudian rutin membersihkan sampah atau tempat yang tidak berguna, agar tidak terjadi genangan yang bisa mengakibatkan perkembanganbiakan nyamuk,” imbau Saptiko. (atoy)
Discussion about this post