JURNALIS.co.id – Program Studi (Prodi) Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalbar meneliti keong mas untuk mengendalikan hama walang sangit yang meresahkan petani. Penelitian dilakukan di sejumlah sawah di Parit Deraba, Jalan Arteri Supadio, Kabupaten Kubu Raya.
“Kita berupaya mengatasi permasalahan hama padi dengan melakukan penelitian pemanfaatan hama keong mas untuk mengendalikan serangan walang sangit. Penelitian dilakukan sejak Agustus sampai Oktober 2022,” kata Sulistia Ningsih, Ketua Tim Peneliti Prodi Agroteknologi Faperta UNU Kalbar di kampusnya, Rabu (09/11/2022).
Dijelaskan Sulistia, walang sangit hama padi cukup menyulitkan petani. Hama tersebut tertarik dengan bau-bauan. Oleh karenanya, tim peneliti menguji coba penggunaan beberapa bahan alami seperti keong mas, limbah cangkang udang, limbah ampas kelapa dan limbah kulit nanas sebagai umpan walang sangit.
“Perangkap dibuat dengan menggunakan bahan bekas seperti botol air mineral. Di bagian dasar botol diberi air sabun dengan tujuan sebagai jebakan untuk walang sangit yang terperangkap. Diharapkan walang sangit yang tertarik dengan bau umpan akan terjebak didasar botol dan mati,” jelas dosen Agroteknologi ini.
Walang sangit menyerang bulir padi yang masih muda dan menghisap cairan isi pada bulir padi. Walang sangit sudah bisa dijumpai pada tanaman padi saat fase berbunga. Pihaknya memasang perangkap tersebut pada saat padi mulai masuk fase berbunga. Pemasangan perangkap dilakukan selama tujuh hari.
“Dari keempat umpan yang dipasang, walang sangit cenderung lebih tertarik dengan umpan keong mas dibanding dengan jenis umpan lainnya,” ungkap Sulistia.
Salah satu petani, Suhaidi menyambut baik penelitian yang dilakukan dosen Agroteknologi UNU Kalbar.
“Selama ini, baik keong mas dan walang sangit sama-sama meresahkan kami. Berbagai bahan kimia sudah kami pakai, tapi hama datang terus saat musim tanam padi. Dari tim peneliti UNU Kalbar ini kami baru tahu ternyata keong mas bisa digunakan untuk umpan walang sangit. Perangkap yang dibuatpun tidak sulit, jadi saya rasa petani bisa mencontohnya,” katanya.
Suhaidi juga menyampaikan, ia menanam padi varietas Sri Buana dengan masa pemeliharahan hingga empat bulan. Selain walang sangit dan keong mas, tikus juga menjadi hama yang sulit ditangani. Ia berharap, dosen serta mahasiswa UNU Kalbar ada yang tertarik dan menemukan cara untuk mengatasi hama tikus tersebut.
Keong Mas
Keong mas (Pomacea canaliculata) merupakan salah satu avertebrata di perairan yang termasuk dalam filum Mollusca. Di kalangan para petani padi, keong mas dikenal sebagai hama yang cukup meresahkan. Sebagai salah satu herbivora cukup rakus, keong mas menyukai batang-batang padi muda sebagai makanannya. Banyaknya keong mas dapat mengancam hasil panen petani.
Beberapa upaya telah masyarakat lakukan untuk mengurangi kelimpahan keong mas di sawah. Penggunaan keong mas sebagai pakan ternak seperti itik, ayam hingga lele menjadi salah satu upaya pemanfaatan serta pengendalian hama keong mas. Keong mas juga mulai dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang diketahui mampu meningkatkan hasil panen pada tanaman selada.
Selain keong mas, petani padi di Jalan Derabak, Desa Parit Baru, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya juga mengeluhkan adanya hama walang sangit (Leptocorisa sp) yang menyerang tanamannya. Walang sangit menyerang dengan cara menghisap bulir padi pada saat masak susu. Karena pade fase ini isi bulir padi masih cair dan belum padat. Serangan walang sangit akan menyebabkan bulir padi tidak terisi sempurna bahkan kosong. Penyemprotan dengan insektisida kimiawi telah dilakukan, namun petani merasa hasilnya kurang efektif.
Para petani berharap, penelitian yang dilakukan dosen Agroteknologi bisa segera diaplikasikan. Keong mas cukup banyak dan bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan walang sangit. (m@nk)
Discussion about this post