JURNALIS.co.id – Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan mengajak anak muda Desa Olak-Olak Kubu Kecamatan Kubu menanam padi. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk semangat untuk menanam padi ini semakin masif, Selasa ( 22/11/2022) usai melakukan penanaman dan peresmian lumbung padi di Desa Olak-Olak Kubu.
“Ini jangan sampai kendor, terutama anak-anak muda. Prinsipnya, kita itu jangan sampai ada persepsi menanam padi itu atau sawah itu, dipertemukan dengan urusan harkat dan martabat. Jangan gengsi, karena itu yang mengangkat harkat martabat kita,” katanya.
Harkat martabat itu, kata Muda, kalau membeli atau bergantung dengan beras dari luar. Menggunakan beras dari luar itu yang sebenarnya tidak punya martabat.
“Tapi kalau kita pertahankan, yang paling utama secara pribadi memberi pesan, karena pelaku-pelaku petani semakin tua. Menurut data setiap 10 tahun sekali, sekian juta petani yang tidak bekerja di sektor pertanian. Ada yang pindah ke pabrik dan pindah ke profesi lainnya dan sebagainya. Ini yang membahayakan,” ujarnya
Makanya anak-anak muda harus lanjutkan pertanian ini. Kalau tidak ada yang menanam, banyak lahan tidur atau tidak produktif.
“Sebenarnya yang tidur bukan lahannya, tetapi orangnya harus digerakan,” ucapnya.
Mengerjakan atau menanam padi tidak harus setiap waktu. Bisa sambil kerja yang lain. Anak muda bisa usaha yang lain.
“Menanam padi bukan setiap hari. Ini yang sebenarnya kita sadarkan, supaya lahan-lahan yang masih belum dimanfaatkan harus diperjuangkan, karena lahan itu tidak mudah untuk dimanfaatkan,” tuturnya.
“Kalau sudah cocok sawah, harus kita jaga, Kalau menanam yang lain, mungkin bisa. Tapi kalau padi itu tidak semua lahan bisa ditanami,” timpal Muda.
Bupati menambahkan semangat ini harus dijaga. Supaya anak-anak muda membangkitkan semangat untuk menjaga dan menanam padi.
“Jangan sampai tidak menanam. Kalau nanti tidak ditanam, ujung-ujungnya muda dilepas atau mudah dipindah tangankan. Ini yang kita khawatirkan, akhirnya semakin susut,” tukasnya.
Muda menambahkan lahan daerah-daerah di perkotaan makin menyusut. Sehingga di Olak-olak Kubu, Batu Ampar, Teluk Pakedai, Terentang, Sungai Kakap dan daerah lain yang tidak terlalu dekat dengan perkotaan lahannya harus dipertahankan.
“Ini harus dilakukan, supaya tidak menyusut, seperti di Ayani II, kalau tidak dijaga, akan di bangun pelan-pelan. Jangan sampai menyusut produksinya di Kubu Raya ini,” pintanya.
Muda menyatakan saat ini di Kubu Raya menjadi andalan bagi Kalimantan Barat. Kalau Kalbar tergantung dengan beras dari luar terus, ke depannya akan kesulitan. Karena manusia makin bertambah banyak penduduknya, seperti Sulawesi dan Jawa.
“Kalau di Jawa semakin berkurang produksinya, bisa-bisa tidak mengirim lagi ke Kalimantan, karena melihat masih kurang. Ini yang harus kita pikirkan, terutama untuk 10 sampai 20 tahun yang akan datang. Kita harus menyadarkan semua, bahwa ini negara kepulauan, jangan sampai tergantung dari luar pulau,” terangnya.
Kalau penduduk di sana makin nambah, lanjut Muda, banyak petani muda yang tidak melakukan sesuatu, maka inilah perlu menyadarkan anak muda semua, terutama anak muda Kubu Raya.
“Prinsipnya kita berkeadilan dalam arti semuanya mendapatkan porsi, bagaimana dengan kebutuhan dan tingkat keterdesakan yang proporsional,” pungkas Muda. (sym)
Discussion about this post