JURNALIS.co.id – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat, Wahyu Yulianto, mengatakan warga Kalbar yang masuk kategori miskin ekstrem berkisar 3 hingga 4 persen, atau sekitar 200 ribu penduduk.
“Makanya, itu yang harus kita angkat. Supaya tepat sasaran, berapa jumlah dan volumenya. Fokus pemerintah Pak Jokowi itu adalah kemiskinan ekstrem, itu siapa penerimanya, agar tepat,” ujar Wahyu saat membuka kegiatan Media Gathering BPS Kalbar, di Hotel Mercure, Jalan Ahmad Yani, Kota Pontianak, Senin (05/12/2022) siang.
Dikatakan Wahyu, jika merujuk pada data jumlah penduduk, angka kemiskinan makro di wilayah Kalbar sangat memprihatinkan yaitu berada mencapai 7 persen.
“Berdasarkan data yang telah disampaikan, bisa disimpulkan, bahwa masih ada sekitar 350 ribu penduduk Kalbar yang tergolong miskin makro,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik Kalbar baru-baru ini telah menyelesaikan tahapan pendataan awal registrasi sosial ekonomi, kurang lebih sasaran pendataan tersebut ada sekitar 1,5 juta keluarga yang didatangi.
“Alhamdulillah capaiannya hampir 96 persen. Kita tidak bisa hindari adanya no respons, wilayah-wilayah banjir, dan kita dibatasi waktu. Harusnya seluruh penduduk (didata, red),” beber Wahyu.
Untuk mempermudah pengumpulan data-data yang masih kurang, pihaknya akan memanfaatkan penggunaan Website dan Call Centre.
“Kita ada satu cara, dengan menggunakan web dan ada call centrenya, untuk informasikan kepada mereka, kalau ada yang belum terdata. Harapannya bisa terdata. Ada beberapa yang tidak bisa kita hindari, yang sifatnya no respons,” sebutnya.
“Tidak hanya itu, fokus sebagai perlindungan sosial tapi juga data-data lainnya untuk pemberdayaan masyarakat. Untuk menengah ke atas, nanti ada informasi terkait UMKM punya usaha apa, perlu diberdayakan seperti apa,” sambung Wahyu. (atoy)
Discussion about this post