
JURNALIS.co.id – PT PLN (Persero) sedang membangun sistem kelistrikan yang menghubungkan Kalimantan. Sistem interkoneksi borneo ini ditargetkan rampung tahun 2024.
Abdul Salam Nganro, General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Kalimantan mengatakan saat ini sistem kelistrikan di pulau borneo masih terputus. Kalimantan Barat belum terhubung dengan Kalimantan Selatan. Begitu pula Kalimantan Timur belum tersambung dengan Kalimantan Tengah.
“Untuk menyambungkan sistem di Kalbar saat ini masih tahap konstruksi. Ada unit tugasnya yang membangun. Sehingga kita bisa terhubung se-Kalimantan. Jadi sistem interkoneksi se-Kalimantan, mulai Kalimantan Barat sampai Kalimantan Utara nanti akan terhubung,” terangnya saat Media Gathering PLN Grup Kalimantan Barat di PLTU Bengkayang, Jumat (09/12/2022).
Ketika interkoneksi se-Kalimantan ini terhubung, maka pembangkit-pembangkit yang murah bisa masuk ke sistem. Sehingga mendapatkan biaya penyediaan yang lebih murah.
“Karena bisa saja saat ini potensi air ada di Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan ada potensi tenaga bayu atau surya yang tersebar di mana-mana,” ujarnya.
Semua potensi yang masuk ke sistem ini akan diramu dan dipetakan sesuai biaya penyediaan yang murah.
“Sehingga kita mendapatkan biaya kelistrikan yang lebih murah. Yang diuntungkan siapa, tentunya dana dikembalikan ke negara dan kembali ke masyarakat,” ucapnya.
Abdul Salam Nganro berharap mudah-mudahan di tahun 2024 atau tahun 2025 sistem kelistrikan se-Kalimantan bisa terhubung semuanya. Walaupun kembali tergantung kondisi di lapangan. Misalnya ada jaringan yang melintasi area-area tertentu yang membutuhkan persetujuan dari kementerian lain.
“Misalnya Kementerian Kehutanan berdasarkan aturan-aturan yang ada. Ini tentunya sangat dinamis. Semoga berjalan lancar, sehingga sistem kelistrikan kita terhubung, mulai dari Kalimantan Barat sampai Kalimantan Utara,” harapnya.
Cadangan Besar
Abdul Salam Nganro menuturkan pihaknya memiliki pembangkit dengan kemampuan 668 MW. Mengingat pelanggan didominasi rumah tangga, sehingga beban puncak terjadi malam hari.
“Tetapi kalau pelanggan industri, justru beban puncaknya siang hari, karena berproduktivitas,” ucapnya.
Begitu pula dengan cadangan listrik yang dimiliki cukup besar, mencapai 200 MW. Ini menjadi peluang bagi PLN untuk membuka selebar-lebarnya kepada masyarakat untuk bisa menambah beban.
“Pada insdustri untuk masuk adalah peluang besar. Kami masih bisa menambah daya dari konsumen atau industri yang masuk,” tuturnya.
“Kemudian sistem ketapang juga demikian. Meskipun terpisah, kita juga masih punya cadangan untuk bisa menambah beban di sana, ini juga nantikan akan cepat masuk melalui sistem ke arah tengah terhubungi melalui Sukadana,” tambah Abdul Salam Nganro. (m@nk)
Discussion about this post