
JURNALIS.co.id – Kelistrikan merupakan objek vital nasional. PT PLN (Persero) ditugaskan sebagai pengelola tidak bisa berjalan sendiri, namun membutuhkan stakeholder yang ada.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri, kami butuh dukungan dari stakeholder yang ada di sistem kami. Salah satunya adalah di masyarakat. Termasuk media massa, kami butuh dukungan untuk menginformasikan mengenai sistem kelistrikan kami. Kita sama-sama menjaga agar kelistrikan ini karena merupakan kebutuhan pokok,” kata Abdul Salam Nganro, General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran (UIKL) Kalimantan saat kegiatan Media Gathering PLN Grup Kalimantan Barat di PLTU Bengkayang, Jumat (09/12/2022).
Abdul Salam Nganro mengatakan ada beberapa faktor penyebab gangguan listrik. Di mana layang-layang menjadi faktor tertinggi.
“Gangguan ini sebenarnya sifatnya bisa kita kontrol. Layang-layang menyebabkan suplai listrik terganggu,” ujarnya.
Gangguan listrik akibat layang-layang tidak hanya merugikan PLN, tapi juga masyarakat. PLN rugi karena tidak bisa menjual. Sementara masyarakat kenyamanannya terganggu, karena listriknya tidak bisa PLN layani.
“Kemudian risiko keselamatan. Ketika saudara-saudara kita main layang-layang dan layang-layangannya sangkut di transmisi, itu bisa mengakibatkan kematian. Karena tersengat listrik. Ini yang perlu kita sosialisasikan, karena ternyata tali layang-layangan yang digunakan terbuat dari kawat,” terangnya.
Saat ini, kata Abdul Salam Nganro, pihaknya tidak tinggal diam. Mereka terus melakukan sosialisasi. Karena mungkin, pemain layang-layangan belum mengetahui risiko.
“Maka tim setiap hari jalan ke tower-tower, karena layangan inikan tidak hanya di tempat bermain layangan ada transmisi, hanya situ saja mengakibatkan gangguan. Bisa saja jarak main 1 kilo, layangan putus sangkut di jaringan kita. Tim setiap hari jalan sosialisasikan ini berkolaborasi dengan TNI/Polri dan juga tokoh masyarakat menyampaikan secara perlahan-lahan kepada warga, untuk sama-sama menjaga,” ungkapnya.
Penyebab gangguan listrik kedua adalah pohon. Saat ini PLN sudah dibantu pemerintah daerah dengan adanya Perda yang diterbitkan Gubernur Kalbar. Perda ini membantu PLN untuk melakukan pembersihan.
“Tinggal kita berkoordinasi dengan aparatur setempat dan Forkopimda. Mudah-mudahan dengan adanya Perda ini, masyarakat bisa mensupport sepenuhnya,” harapnya.
“Kita juga butuh dukungan msyarakat demi kepentingan bersama. Sama seperti layang-layang, pohon juga begitu. Ketika ada warga yang sedang berkebun bisa terkena induksi, karena pohon itu sudah sangat dekat,” timpal Abdul Salam Nganro.
Penyebab gangguan listrik lainnya yaitu petir. Karena ini kondisi alam, maka pihak PLN tidak bisa memperkirakan besar potensi yang terjadi.
“Kami hanya bisa mempersiapkan supaya ketika ada petir, tidak mengakibatkan gangguan,” demikian Abdul Salam Nganro. (m@nk)
Discussion about this post