JURNALIS.co.id – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pontianak akan melaksanakan program pencerdasan masyarakat melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) untuk mencetak kader-kader berkualitas untuk bidang pengawasan. Di tahun 2023 ini, dua kabupaten yang akan disasar BBPOM Pontianak.
“Untuk dua Kabupaten itu ada Kayong Utara dan Sekadau, nanti kita juga turun ke desa-desa, sekolah dan pasar untuk mencetak kader-kader dimana akan kita ajarkan dan latih cara pengujian cepat apa makanan tersebut ada kandungan berbahaya atau tidak,” kata Fauzi Ferdiansyah, Kepala BBPOM Pontianak kepada JURNALIS.co.id ketika ditemui di kantornya Jalan dr Soedarso, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Selasa (17/01/2023) siang.
Dengan adanya program ini, kata Fauzi, mereka yang sudah dilatih dapat masuk ke komunitas-komunitasnya agar dapat mencerdaskan yang lainnya, sehingga kinerja BBPOM tidak begitu berat. Mengingat Kantor BBPOM hanya ada di Kota Pontianak.
Apalagi kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga BBPOM Pontianak sulit menugaskan personel untuk turun ke lapangan melakukan pengawasan secara langsung.
“Untuk setiap kabupaten akan ada tiga desa yang akan kita latih, jadi total ada enam tahun ini. Sedangkan pasar ada tiga dan sekolah ada 22,” ungkapnya.
Sebelumnya, program pencetakan kader pengawasan BBPOM di daerah sudah dimulai sejak tahun 2014 dan berjalan dengan baik. Pada tahun 2022 kabupaten yang terpilih adalah Sambas dan Melawi. Selanjutnya tahun 2021 Kabupaten Bengkayang dan Landak.
“Dengan adanya program ini kami sangat terbantu dan merasa pengawasan lebih mudah,” ucap Fauzi seraya menambahkan pihaknya selalu mengkampanyekan cek KLIK sebelum membeli suatu produk, yaitu, cek Kemasan, Label, Izin edar dan Kadaluwarsa. (atoy)
Discussion about this post