JURNALIS.co.id – Permasalahan perkebunan kelapa sawit antara manajemen PT Riau Agrotama Plantation (RAP) dengan warga Desa Penai, Kecamatan Silat Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu masih belum menemukan titik temu. Pertemuan terakhir antara warga dan perusahaan berakhir deadlock, Selasa (31/02/2023).
Paulus Juru Bicara warga Desa Penai mengatakan sejak pertemuan terakhir antara pihaknya dengan PT RAP hingga hari ini masalah tersebut tetap belum selesai.
“Untuk panen saja masih dilakukan penutupan hingga hari ini. Dari perusahaan itikad baiknya belum ada mau menyelesaikan masalah ini,” katanya, Kamis (23/02/2023).
Paulus minta kepada Bupati Kapuas Hulu agar segera mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi warga Desa Penai ini. Jika menunggu dari TP3K Kapuas Hulu penyelesaian masalah tersebut tidak jalan.
“Jika Bupati lambat ambil keputusan, tidak menutup kemungkinan masyarakat dan perusahaan tidak sabar dan akan melakukan panen sawit sendiri dan tentunya itu menimbulkan konflik lagi. Tapi untuk sekarang kondisi di lapangan masih aman,” ujar Paulus.
Eko Budi Santoso, Kades Penai menambahkan bahwa penutupan panen buah sawit yang ada desanya dari tim TP3K kemarin masih berlangsung.
“Kita berharap agar Bupati bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di Desa Penai khususnya sesuai rekomendasi tim TP3K untuk MoU ulang dengan masyarakat Desa Bukit Penai,” harapnya.
Dikatakan Budi, persoalan penutupan aktivitas panen tersebut akan terus dilakukan sampai ada kesepakatan antara masyarakat dan perusahaan.
“Kita harap agar masalah ini cepat di selesaikan supaya terjalin kerja sama antara masyarakat perusahaan dan pemerintah daerah. Kami masyarakat sudah direkomendasikan oleh tim TP3K Kapuas Hulu untuk MoU ulang,” ungkap Budi.
Sementara Wakil Bupati Kapuas Hulu Wahyudi Hidayat menyampaikan bahwa beberapa hari yang lalu pihaknya melakukan pertemuan dengan TP3K membahas masalah PT RAP ini.
“Untuk PT RAP, saya selalu Wakil Bupati berjanji akan menyelesaikan persoalan tersebut. Jika tak selesai tentunya akan berdampak kepada yang lain,” lugasnya.
Wabup karib disapa Wahyu ini menuturkan TP3K Kapuas Hulu tidak memihak kemana pun, baik itu perusahaan maupun masyarakat.
“Kita berharap bagaimana hubungan antara masyarakat dan perusahaan ini terus terjalin dengan baik. Karena sayang sudah ada perusahaan yang berinvestasi ke daerah kita, tapi kita juga harus memikirkan masyarakat kita jua,” ucapnya.
Wabup khawatir jika masalah sawit di Kapuas Hulu tidak aman akan menjadi catatan tersendiri bagi investor luar yang ingin berinvestasi di kabupaten ujung timur Kalbar tersebut.
“Dalam waktu dekat ini pun saya akan memanggil PT RAP. Tapi saya tentunya akan mengedepankan peraturan,” pungkas Wahyu. (opik)
Discussion about this post