JURNALIS.co.id – Wakil Bupati Ketapang Farhan membuka kegiatan Rembuk Stunting dengan tema ‘Bebaskan Keluarga dari Stunting Menuju Generasi Ketapang yang Sehat, Cerdas dan Produktif Tahun 2023 di Ketapang’, Rabu (17/05/2023) di Hotel Grand Zuri Ketapang.
“Kita semua tentu sudah sangat mengetahui, bahwa stunting adalah permasalahan serius yang harus segera ditangani dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia saat ini dan kedepannya,” kata Farhan mengawali sambutan.
Menurut Wabup, masalah stunting tidak bisa diabaikan penanganannya. Karena dampaknya jangka panjang, sehingga tidak bisa diukur dalam jangka waktu yang seketika.
“Oleh karena itu, dalam penanganan stunting ini harus melihat banyak aspek, seperti aspek kesehatan, aspek keluarga maupun aspek perilaku,” ujarnya.
Farhan berpendapat, pengentasan stunting harus dilakukan secara terpadu serta butuh komitmen dari semua pihak untuk mewujudkan generasi tangguh, sehat dan cerdas.
Saat ini, sambung dia, data prevalensi Kabupaten Ketapang di tahun 2022, berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) adalah sebesar 22,3 persen turun 1,3 persen dari tahun 2021 (23,6 persen). Sedangkan target nasional sampai dengan tahun 2024 adalah sebesar 14 persen.
“Hal tersebut tentunya menjadi tanggung jawab berat bagi Kabupaten Ketapang yang tertinggal 1 tahun lebih untuk menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 8,3 persen,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, penanganan stunting memerlukan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah Desa. Sebagai penggerak program, pemangku kepentingan yang lain juga seperti dunia usaha, organisasi masyarakat, media massa dan akademisi di tingkat lokal.
“Pada hari ini, seluruh stakeholder kita hadirkan, dengan tujuan agar kita dapat menyamakan persepsi, membuat rencana kerja serta rencana aksi yang lebih tepat dan terukur dalam upaya penurunan angka stunting di Ketapang,” sebutnya.
Kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Ketapang, dia meminta untuk menyusun program dan strategi pendampingan Kecamatan dan Desa yang prevalensi stuntingnya tinggi.
“Khusus untuk 27 Desa lokus tahun 2023, dan 14 Desa lokus tahun 2024 menjadi perhatian serius bagi perangkat daerah, Desa/Kelurahan maupun stakeholder lainnya untuk mendukung pelaksanaan di masing-masing lokus tersebut,” tegasnya. (lim)
Discussion about this post