
JURNALIS.co.id – YA, warga Kecamatan Teriak, Kabupaten Bengkayang, menjadi korban penipuan video call dari nomor WhatsApp (WA) tak dikenalnya. Pria 39 tahun ini terpaksa mentransfer uang Rp550 ribu karena pelaku mengancam menyebarkan foto bugilnya.
Kejadian bermula pada Minggu (16/07/2023) sekitar jam 22.28 WIB, YA menerima panggilan telepon WA dari nomor yang tidak dikenal. Penelepon ternyata seorang cewek. Pelaku menggiring korban untuk melakukan video call.
“Video call tersebut sempat dimatikan dan pelaku berpesan abang mandi dulu. Selang beberapa detik, oknum cewek mengirim foto pribadi saya dan keluarga ke nomor WhatsApp pribadi,” kata YA kepada JURNALIS.co.id, Senin (17/07/2023).
Pelaku meminta uang sebesar Rp100 dalam jangka waktu 5 menit. Kalau tidak foto korban akan disebarkan. Pelaku mengancam menghancurkan rumah tangga korban.
“Karena penuh nada ancaman, nomor oknum penipu saya langsung block,” ucapnya.
Selang beberapa detik berikutnya masuk nomor baru yang mengatasnamakan wartawan dari salah satu media massa ternama. Pelaku meminta waktu untuk berbicara melalui via telepon. Penipu tersebut berjanji akan menghapus foto bugil yang diambilnya melalu video call dengan catatan harus membayar denda sebesar Rp550.000 yang harus ditransfer melalui akun aplikasi Dana 089692389304 atas nama Nurhayati.
“Jika tidak membayar denda, oknum yang mengaku wartawan tersebut akan menyebar foto bugil saya di akun sosial media,” jelasnya.

Khawatir foto telanjangnya tersebar, YA terpaksa mentransfer uang yang diminta pelaku. Setelah melakukan pembayaran, penipu mengaku wartawan tersebut mengatakan agar melakukan mediasi ke Polda Metro Jaya dan langsung membuat surat pernyataan damai dikepolisian dengan nomor Polisi: STPL/D4/B/XI/2004.SPK. Agar surat pernyataan damai dikeluarkan, YA harus membayar kembali sebesar Rp700 ribu yang ditransfer melalui akun aplikasi Dana atas nama Van Andry Sabhara dengan nomor 082155890656.
“Saya minta tenggang waktu sampai sore jam 17.00 untuk melunasi surat pernyataan damai dari Polda Metro Jaya Jakarta Pusat. Tetapi, anehnya kenapa pihak menagih uang secara paksa dari jam 06.00 pagi sampai jam 17.00 sore tanpa henti. Kejadian dari mulai hari Minggu jam 23.00 WIB sampai hari Senin jam 17.00 WIB,” terangnya.
YA berharap keluarga, khusus istri tercintanya bisa memahami keadaan yang saya dia alami sekarang. Kejadian ini tidak bermaksud untuk membuat keluarganya menjadi renggang.

“Saya juga memohon maaf yaang sebesar-besarnya kepada istri dan keluarga kalau untuk hari ini sifat saya agak sedikit sensi tanpa saya sadari, dan saya juga berharap melalui kejadian ini menjadikan suatu pembelajaran,” tuturnya.
“Dan saya juga berharap kepada masyarakat luas khususnya masyarakat Kabupaten Bengkayang untuk tetap berhati-hati dalam menerima telepon dari orang tidak kita kenal. Apalagi yang menelepon tersebut seorang wanita yang tidak kita kenal,” timpal YA. (rto)





Discussion about this post