JURNALIS.co.id – Kebakaran hutan dan lahan semakin menjadi. Puluhan hektare lahan warga terbakar di samping perkebunan kelapa sawit milik perusahaan di Desa Permata Jaya, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.
Warga Desa Permata Jaya, Rahmat Ningrum membenarkan lahan perkebunan milik warga di Desa Permata Jaya saat ini sedang terbakar.
Dia menerangkan lahan warga yang terbakar tersebut bersampingan dengan kebun kelapa sawit milik perusahaan.
“Jarak lahan warga yang terbakar dengan kebun sawit perusahaan hanya sepuluh sampai 20 meter. Hanya dipisahkan parit dan jalan,” kata Rahmat ketika dihubungi melalui telepon genggam, Senin (14/08/2023) malam.
Rahmat menuturkan warga dibantu dengan anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) dan pihak perusahaan perkebunan kelapa sawit berusaha memadamkan kobaran api.
“Hari ini, Senin 14 Agustus, kami warga bersama pihak perusahaan seharian memadamkan api yang membakar lahan warga,” tutup Rahmat.
Ketua MPA Desa Permata Jaya, Muhammad Ali menambahkan bahwa kebakaran terjadi di Dusun Suka Damai dan Suka Mulya di Desa Permata Jaya.
Dia menerangkan kebakaran terjadi sejak beberapa bulan lalu, namun berhasil dipadamkan. Sekarang kebakaran kembali terjadi.
“Kalau sekarang kebakaran sudah masuk ke wilayah kosensi PT Pundi dan PT BAS. Tetapi untuk PT BAS, perusahaannya sudah tidak aktif,” jelasnya.
Ali menyebutkan pihaknya dibantu perusahaan telah berusaha memadamkan kebakaran lahan yang terjadi. Hanya saja mereka terkendala sumber air yang jauh dari lokasi kebakaran.
“Kurang lebih 20 selang untuk sampai ke titik sumber air. Sumber air ini yang menjadi kendala,” ungkapnya.
Ali menuturkan saat ini kebakaran lahan sudah mulai berdampak pada kesehatan warga, seperti batuk.
“Bau asapnya sudah tidak enak. Saya saja sudah mulai batuk-batuk,” pungkas Ali.
Sementara ketika dikonfirmasi, Asisten Direktur PT Cipta Tumbuh Berbuah (CTBU), Joni Tang mengatakan sebagai upaya antisipasi dan mentaati aturan yang ada, pihak perusahaan sejak awal telah mempersiapkan upaya pencegahan karhutla. Di antaranya, mempersiapkan menara pemantau api, embung air dan mesin pemadam kebakaran.
“Tower pemantau api ada empat, embung air ada tiga dan siap pakai,” katanya.
Joni menerangkan pihaknya sudah mempersiapkan peralatan dan bekerjasama dengan MPA bilamana terjadi kebakaran lahan. Hanya saja saat musim kemarau seperti ini, ada masyarakat teledor membuka lahan dengan cara dibakar, sehingga api merambat ke lahan lainnya.
“Saya berharap lahan-lahan yang terbakar ini dapat dipasang garis polisi. Agar memberi efek jera kepada masyarakat,” pintanya.
Joni berujar, sangat kecil kemungkinan penyebab kebakaran yang terjadi di Desa Permata Jaya karena petir. Itu bisa dilihat dari pantauan BMKG, apakah beberapa hari ini terjadi petir di wilayah tersebut. Jika tidak karena petir, dia menyebut tentu karena keteledoran masyarakat.
Joni menyatakan sampai saat ini pihaknya telah menyiagakan belasan karyawan yang ditugaskan untuk membantu memadamkan api. Sementara lima mesin pemadam kebakaran yang siap dibawa ke titik kebakaran juga turut disiapkan.
“Kami selalu berkoordinasi dengan pihak kepolisian, dengan harapan ada bantuan dari pemerintah untuk turut memadamkan api,” ucapnya.
Joni mengakui, kebakaran lahan sangat rawan. Jangan sampai merambat ke perkebunan sawit milik perusahaan.
“Jujur saja kebakaran ini rawan sekali. Kalau sudah masuk ke lahan perkebunan perusahaan, kami pusing,” pungkas Joni.
Dari pantauan JURNALIS.co.id, pada Senin (14/08/2023) di satelit melalui aplikasi Sipongi dan dari citra satelit NOAA20, di Desa Permata Jaya terpantau sebanyak lima titik api yang berdekatan dengan konsesi perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Hingga berita ini diturunkan, dari data citra satelit NOAA20, tercatat jumlah titik api sebanyak 503 se-Kalbar. Dengan kondisi kebakaran berat 16 titik, kebakaran sedang 486 titik dan kebakaran kecil satu titik. (hyd)
Discussion about this post