JURNALIS.co.id – Keberadaan Nepenthes clipeata atau Kantong Semar di Indonesia nyaris punah. Hingga saat ini spesies yang sangat dilindungi tersebut tinggal tersisa 13 rumpun.
Kantong Semar endemik Kalimantan Barat ini khususnya yang tumbuh di habitat alami di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Kelam Kabupaten Sintang.
Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat (Kalbar), RM Wiwied Widodo SHut MSc, saat menggelar Media Gathering di Kubu Raya, pada Kamis 24 Agustus 2023.
Media Gathering dengan tema “Sinergitas Media Massa Sebagai Upaya Perlindungan Peredaran Tumbuhan Satwa Liar di Kalimantan Barat” ini melibatkan Yayasan Planet Indonesia dan puluhan orang jurnalis dari media massa yang ada di Kalbar.
Lebih lanjut Wiwied memastikan, untuk di Indonesia kantong semar ini hanya ada di TWA Gunung Kelam, Kabupaten Sintang, Kalbar.
“Populasinya semakin menyusut dan sulit ditemukan. Semakin memperihatinkan, karena hanya tersisa 13 rumpun,” ujarnya.
Lebih menyedihkan, menurut Wiwied, ternyata di negara Jerman ada yang membudidayakan dan membuat habitat kantong semar sama persis dengan suasana dan iklim di TWA Gunung Kelam Sintang.
Wiwied berharap, semua pihak ikut perduli dengan keberadaan dan pelestarian kantong semar ini.
Tumbuhan Langka Dilindungi
Kantong semar merupakan salah satu tumbuhan langka yang dilindungi oleh Undang-undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, sehingga tidak boleh diperjualbelikan.
Kantong semar juga menyandang Status Critically Endangered (CR) dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List yang sangat berisiko punah.
Neppenthes clipeata termasuk kedalam famili Nepenthaceae yang merupakan tumbuhan karnivora yang dapat memakan serangga-serangga kecil. Beberapa jenis Nepenthes lainnya dapat menjebak tikus hingga mati di dalam kantongnya.
Ciri khusus dari spesies ini yang membedakannya dengan spesies lainnya adalah sulur kantong yang tumbuh dari tengah lembaran daun, hal ini diduga berhubungan dengan habitatnya yang berada pada tebing-tebing Gunung Kelam yang mendapatkan sinar matahari langsung.
Kantong semar merupakan tumbuhan yang dapat mencapai tinggi 15 hingga 20 meter dengan cara memanjat tanaman lainnya, dan ada beberapa spesies yang tidak memanjat.
Pada ujung daun tanaman itu terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya, seperti serangga, pacet, anak kodok, yang masuk ke dalam.
Sifatnya yang endemik dan jumlahnya yang semakin sedikit membuat spesies ini semakin diburu oleh kolektor. ***
(Ndi)
Discussion about this post