

JURNALIS.co.id – Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menyerahkan bantuan untuk 38 kelompok nelayan di Kubu Raya, Selasa (19/09/2023). Penerima bantuan terdiri dari 27 kelompok nelayan perikanan budi daya dan 11 kelompok nelayan perikanan tangkap.
Untuk nelayan budi daya, bantuan yang diberikan berupa paket sarana budi daya dan paket pakan ikan. Sementara bagi nelayan tangkap, diberikan paket lengkap perahu bermotor dan paket alat penangkapan ikan.
“Program dan kegiatan tersebut diharapkan dapat menanjakkan produksi hasil perikanan dan kegiatan berusaha di sektor kelautan dan perikanan di Kubu Raya, baik pada perikanan budi daya, perikanan tangkap, pengolahan, dan pemasaran hasil-hasil perikanan,” kata Kepala Dinas Perikanan Kubu Raya Hefmi Rizal.
Hefmi mengungkapkan jumlah produksi perikanan di Kubu Raya terus meningkat dari tahun 2019-2022. Jumlah produksi di tahun 2022 mencapai 29.822,61 ton atau naik 12,17 persen dari tahun 2021. Begitu pula untuk angka konsumsi ikan Kubu Raya yang setiap tahunnya terus meningkat.
“Hal ini sebagaimana arah kebijakan dan strategi pengembangan perikanan di Kabupaten Kubu Raya yang diarahkan pada pengembangan budidaya perikanan berbasis kelompok dan rumah tangga serta peningkatan sarana dan prasarana produksi kepada para pelaku utama perikanan. Baik kepada para pembudidaya ikan, nelayan, pengolah, dan pemasar hasil perikanan,” terangnya.
Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menyebut pentingnya sistem data dalam melakukan kegiatan pengelolaan sumber daya ikan secara berkelanjutan demi meningkatkan produksi hasil perikanan di Kubu Raya. Terlebih Kubu Raya merupakan daerah strategis karena merupakan penyangga ibu kota provinsi dan bagian dari Pontianak Metro Area. Sehingga punya peluang pasar dan peluang terkait produk yang dihasilkan.
“Bicara perikanan, pengolahan, dan pemasaran itu mata rantainya sangat luas. Kita melihatnya dari sisi bagaimana agar semua ini bisa mendapatkan peluang yang baik. Nah, terkait hal itu kita di Kubu Raya selalu berupaya dengan menyusun data secara lebih baik. Ini semua dimulai dengan suatu sistem data yang bisa memberikan kecepatan dan membuat kerja-kerja bisa terukur,” jelas Muda.
Termasuk dalam pemberian bantuan, lanjut Muda, sistem data yang baik sangat membantu. Karena keberadaan nelayan baik budidaya dan tangkap dapat terdata secara rinci mulai dari nama, alamat, lokasi, posisi koordinat, hingga informasi-informasi lainnya dengan berbasis peta ruang kebumian (geospasial). Sehingga lebih akurat, mutakhir, dan langsung dari sumbernya.
“Nah, ini penting agar kita menyalurkan dan melakukan upaya-upaya penguatan itu pun tepat sasaran. Dan bukan hanya dibantu sekali, tapi juga sekaligus untuk memberi peluang bagaimana bisa mendapatkan bantuan seperti pembiayaan dan dari CSR kalau legalitasnya sudah ada. Termasuk untuk UMKM di sektor perikanan ini,” terangnya.
Muda menyatakan sistem data yang baik juga menjadi atensi pemerintah pusat. Di mana saat ini pemerintah pusat lebih melihat kepada daerah yang memiliki sistem data yang baik.
“Karena di situ akan terjamin ketepatan sasaran. Nah, dengan sistem informasi data berbasis geospasial yang kita miliki, semua sistem dan bantuan akan ter-update nantinya. Perikanan ini berkontribusi cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi Kubu Raya yang saat ini tertinggi se-Kalimantan Barat. Kalau data tidak genah, sakit juga untuk bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat,” tutupnya. (sym)