JURNALIS.co.id – Hentak kaki para penari dari Sanggar Kijang Berantai mengikuti alunan irama musik membuat suasana Festival Kampung Caping di Rumah Budaya Kampung Bangka begitu semarak. Festival yang digelar dalam rangka menyemarakkan Hari Jadi ke-252 Pontianak ini kian semarak dengan penampilan peragaan Busana Melayu dan Kreasi Corak Insang yang ditampilkan oleh Bujang Dare Pontianak, Mister Kalbar dan Putri Hijab Kalbar.
Tak ketinggalan pula penampilan berbagai kesenian dan budaya Melayu, mulai dari penampilan musik tanjidor dari Tanjidor Sumber Rezeki hingga Pantun Melayu yang dibawakan Bang Agus Muare dan Bang Muiz dari Serumpun Berpantun. Kehangatan festival kian tergambar dengan makan besaprah, menjadikan suasana festival kaya dengan khasanah budaya.
Ketua TP PKK Kota Pontianak Yanieta Arbiastutie mengapresiasi Festival Kampung Caping yang terwujud atas inisiasi komunitas lintas sektor di Kota Pontianak ini. Ikut menambah semarak perayaan Hari Jadi ke-252 Pontianak 23 Oktober mendatang. Yennie, sapaan akrabnya, menyambut baik setiap upaya kolektif menjaga budaya.
“Mengenalkan kepada masyarakat bahwa di Kampung Caping disuguhkan Rumah Budaya Hj Salmah. Ada kuliner khas Melayu sehingga masyarakat tahu bahwa alas seserahan beserta ini merupakan makan khas Melayu Pontianak,” ucapnya usai menikmati jamuan makan besaprah di Rumah Budaya Gang Hj Salmah Kelurahan Bansir Laut Kecamatan Pontianak Tenggara, Rabu (11/10/2023).
Berbagai rangkaian acara dilaksanakan sebagai bentuk meriah menyambut Hari Jadi ke-252 Pontianak oleh Festival Kampung Caping diantaranya ngopi budaya, demo pembuatan kuliner khas Melayu, lomba permainan tradisional dan lain-lain. Masyarakat yang hadir juga akan dimanjakan dengan pameran lukis hasil seniman lukis Kota Pontianak serta UMKM lokal di basement Rumah Budaya Gang Hj Salmah. Yennie mengajak masyarakat untuk hadir meramaikan festival.
“Sehingga makin banyak ekonomi kreatif yang muncul dan bisa memberikan dampak perekonomian khususnya kepada masyarakat Kota Pontianak dan khususnya lagi di Kampung Caping ini,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Alfian, Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat berharap, momentum budaya tidak hanya dilakukan dalam rangka seremonial saja, tetapi sekaligus menanamkan nilai-nilai kearifan lokal pada generasi selanjutnya. Selain menjaga budaya, juga meningkatkan sektor pariwisata Kalbar.
“Jadi terhadap siapapun yang hadir untuk terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya yang ada,” paparnya.
Satu di antara ciri khas Melayu Pontianak adalah berpantun. Alfian ingin, kekuatan itu mampu menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Pontianak. Beberapa pegiat budaya juga sedang mencanangkan ide Pontianak sebagai Kota Pantun di Indonesia bahkan dunia.
“Kami berterima kasih kepada panitia, mudah-mudahan menjadi penyemangat untuk mengembangkan budaya dan wisata di Pontianak maupun Kalbar,” tutupnya. (hen)
Discussion about this post