Sudah Seminggu, Tiga WNA Asal Taiwan Diduga Cari Gaharu di Kapuas Hulu

Ilustrasi WNA. Net

JURNALIS.co.id – Tiga orang Warga Negara Asing (WNA) asal Taiwan masuk ke Kabupaten Kapuas Hulu, tepatnya di Desa Datah Diaan, Kecamatan Putussibau Utara. Keberadaan mereka di Kapuas Hulu tersebut diperkirakan sudah satu minggu.

Tujuan mereka ke daerah Hulu Mendalam dan Kapuas untuk mencari kayu. Dimana lokasi tersebut masuk dalam kawasan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK).

“Menurut berita yang kami dengar mereka membawa dua anggota dari Dusun Nanga Hovat sebagai pemandu jalan naik sebelah kanan mudik Mendalam dan sasarannya antara Hulu Mendalam dan Kapuas dan kami terus menggali informasi,” kata Rafael, warga Desa Datah Diaan, Kecamatan Putussibau Utara, Rabu (18/10/2023).

“Sementara yang kami dengar mereka mencari gaharu dan kemungkinan besar ada oknum dari dalam sebagai dalang informasi masalah lokasi gaharu di wilayah tersebut, ” timpal dia.

Baca Juga :  Kejari Kapuas Hulu Kawal Proyek Strategis Nasional Senilai Rp37,8 Miliar di Dinas Pendidikan

Rafael melanjutkan hari ini pihaknya menunggu informasi dari TNBK. Karena mereka mendesak agar TNBK bersama Imigrasi serta didampingi kepolisian untuk menangkap oknum WNA yang masuk ke wilayah Desa Datah Dian.

“Harapan kami secepatnya untuk segera turun ke lapangan dan bersama kami menangkap oknum WNA tersebut. Karena Imigrasi berhak dalam menangkap serta memproses dan menghukum sesuai Undang-Undang Imigrasi,” ucapnya.

Rafael mengatakan dirinya juga kurang tahu apakah WNA asal Taiwan itu menggunakan visa atau tidak sehingga mereka berani memasuki daerah Hulu Mendalam dan Kapuas untuk mencari gaharu.

“Soal penggunaan visa kita tidak tahu, tapi sudah dicek di kantor Imigrasi tidak ada laporan masuk dan kami juga tidak tahu mereka lewat, yang kami tahu mereka sudah di Dusun Nanga Hovat,” jelasnya.

Baca Juga :  Tiga Warga Tiongkok yang Terjaring Operasi Pekat Dilepas Imigrasi Sanggau

“Menurut warga yang pada malam mereka nginap di Dusun Nanga Hovat, mereka tidak begitu ramah dan dekat dengan warga. Lebih parahnya mereka tidak bisa berbahasa indonesia, hanya memakai bahasa isyarat,” tambah Rafael.

Sementara Joenari Anthony Marpaung, Kasubsi Teknologi informasi, Intelijen dan Penindakan Kemigrasi Imigrasi Kelas III Putussibau menyampaikan pihaknya belum bisa menjelaskan terlalu banyak soal informasi adanya WNA di Desa Datah Diaan.

“Belum bisa dijelaskan, tim sedang menuju ke sana, nanti dikabari. Kami belum dapat info, makanya kami langsung tindak lanjuti untuk menuju ke TKP dan koordinasi ke TNBK,” terang Joenari. (opik)


Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?