

JURNALIS.co.id – Memperingati Hari Kesehatan Mental (Mental Health) yang jatuh pada 10 Oktober, Dompet Ummat menggelar Talk Show bertema ‘A Great Youth With Healthy Mental’ pada Kamis (09/11/2023) di Aula Balai Serumpun, Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan dihadiri sebanyak 57 peserta.
Peserta yang hadir merupakan siswa beserta Guru di SMA/SMA/sederajat di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya.
Kegiatan ini diselenggarakan untuk mengedukasi para pendidik dan siswa mengenai pentingnya pencegahan bullying serta upaya mengatasi kasus perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah.
Adapun tamu undangan yang hadir merupakan perwakilan dari KPAD Pontianak, DP3AKB Kubu Raya, UPT PPA Kalbar.
Kegiatan diisi oleh beberapa pemateri di antaranya Samsuni selaku Kepala Bidang SMK Disdik Kalbar, Syifa Zunuraina selaku Psikolog dari DSP Consulting dan Eka Nurhayati Ishak selaku Ketua KPPAD Kalbar.
Melihat maraknya kasus perundungan, Direktur Dompet Ummat, Muhammad Yusuf berharap agar para peserta yang hadir dapat aware terhadap kasus yang tidak boleh dianggap biasa ini.
“Kasus bullying tidak sesederhana seseorang dirundung/dihina dan selesai sampai di situ, namun juga ada efek jangka panjangnya,” tuturnya dalam keterangan tertulis diterima JURNALIS.co.id, Sabtu (11/11/2023).
Dalam acara ini juga dibentuk Forum Komunikasi OSIS. Forum ini dicanangkan dapat menjadi wadah bagi para warga sekolah dibantu oleh para petinggi sekolah yang harapannya mereka dapat mencegah adanya kasus bullying di sekolah.
“Semoga talk show ini bisa memberikan edukasi untuk kita semua,” tutup Yusuf.
Syifa Zunuraina, Psikolog perwakilan DSP Consulting mengatakan acara ini bagus sekali untuk memberikan awarness lebih baik lagi kepada siswa maupun guru dan pihak-pihak terkait tentang kesehatan mental remaja.
Ia menambahkan bahwasanya kasus bullying sangat penting untuk dibahas saat ini.
“Salut banget sama Dompet Ummat dah ngadain kegiatan ini, semoga nanti kedepannya bisa diadakan lagi kegiatan seperti ini terutama memfokuskan pada kesehatan mental,” ujarnya.
Selain itu, moderator pada acara Talk Show yaitu Dery Wahyudi, memberikan kesan pada kegiatan ini. Ia mengungkapkan bahwa acara ini merupakan terobosan yang bagus.
“Sepertinya jarang banget ada lembaga yang peduli dengan masalah ini. Apalagi kasus bullying ini sudah menjamur dan hype di media sosial,” ucapnya.
Harapannya dengan kegiatan ini bisa meningkatkan kesadaran tidak hanya bagi siswa, tapi juga para guru dan lingkup keluarga agar menjadi kesadaran bahwa perundungan bukan hal yang bisa diremehkan.
Ia juga menceritakan ketika tahu akan diundang menjadi moderator, Dery merasa tertarik dan merasa memiliki interest yang kuat dengn kasus perundingan yang marak terjadi.
“Saya excited sekali saat diundang menjadi moderator, karena selain merasa interest dengan kasus ini juga akhir-akhir ini merasa sedih dengan para korban hingga ada yang sampai diamputasi kakinya & korban yang mengakhiri hidupnya,” kata Dery.
Ia berharap agar peserta yang hadir dapat menggalakkan hal ini ke seluruh warga sekolah dan Dompet Ummat dapat menjadi pelopor yang baik bagi masyarakat khususnya di ranah sekolah.
Sementara Dina salah seorang peserta perwakilan SMKN 4 Pontianak mengungkapkan rasa terima kasihnya telah diberikan wawasan terhadap pentingnya kesehatan mental.
“Lewat acara ini kita bisa dapat ilmu baru tentang bagaimana cara kita menyikapi kasus yang ada terlebih jika ada teman yang menjadi korban pembulian di sekolah, dan berpotensi merusak kesehatan mentalnya,” ucapnya.
Dina berharap seminar seperti ini juga diadakan di masing-masing sekolah agar objeknya langsung menyasar ke warga sekolah terutama pada siswa dan guru.
Di sisi lain, Menita salah seorang guru SMKN 5 Pontianak juga menyampaikan pendapatnya agar kegiatan ini dapat berkelanjutan supaya lebih banyak orang yang mendapat ilmu dan wawasan khususnya di lingkup sekolah.
“Alhamdulillah acaranya sangat bagus karena menambah pengetahuan dan pemahaman tentang bullying/kekerasan,” katanya.
Ia juga menuturkan bahwasanya selain sebagai seorang pendidik yang mengajari siswa/i di sekolah, guru juga berperan penting sebagai promotor untuk meniadakan kasus perundungan di sekolah.
“Karena guru itu banyak, jadi supaya informasi dan yang didapatkan sama tentang kasus ini, jadi semua guru perlu dibekali ilmunya agar bisa menyamakan persepsi mengenai perundungan,” tambahnya.
Jika dibekali ilmu dan wawasan lebih mengenai bullying, diharapkan semua tenaga pendidik dapat berupaya mencegah adanya kasus bullying di lingkup sekolah. (hen)