JURNALIS.co.id – Sudah beberapa bulan ini harga ikan Arwana di Kabupaten Kapuas Hulu mengalami anjlok alias turun drastis. Anjloknya harga ini dipicu adanya pembatasan dari negara China.
“Sudah beberapa bulan inilah harga ikan Arwana ini anjlok. Harga ikan Arwana sekarang sudah turun dengan harga Rp500-600 per ekor. Di China sekarang lagi krisis keuangan,” kata Abang Zulkifli Kabid Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas Hulu, Selasa (14/11/2023).
Pria disapa Zul ini mengatakan, selain harga ikan turun, saat ini juga dari China untuk menerima ekspor ikan dari Indonesia harus berdasarkan ukuran. Paling tidak untuk ukuran ikan yang diterima oleh China 20 centimeter hingga keatas.
“Kalau dulu tidak ada batasan soal ukuran untuk pengiriman ikan ke negara China, sekarang mereka membatasi ukuran ikan yang mau diekspor. Sehingga ini yang membuat pengusaha malas untuk kirim ikan ke China,” ujarnya.
Zul mengatakan sebelum anjlok, harga ikan Arwana dulunya lumayan tinggi mulai dari Rp1,2 – 1,7 juta. Namun begitu Zul mengingatkan kepada pengusaha ikan untuk tetap semangat melakukan pembudidayaan ikan purbakala tersebut.
“Tetap sangat melakukan budidaya ikan, jangan sampai pembudidaya ini merugikan diri sendiri dengan coba-coba menipu pembeli dengan menjual ikan tidak sesuai harapan. Misalnya ketika pembeli ingin membeli ikan jenis Super Red, namun diberi ikan jenis Red Banjar, sehingga ini makin mempengaruhi jual beli ikan di Kapuas Hulu,” ucapnya.
Sementara Wisnu Jaya Rantaka, selaku Koordinator Wilker PSDKP Kapuas Hulu menyampaikan perlu digali kenapa harga ikan Arwana mengalami penurunan.
“Apakah mungkin ada perdagangan ilegal yang membuat harga ikan ini turun. Ataukah banyak ikan yang dibawa keluar tanpa dokumen alias diselundupkan,” ujarnya.
Wisnu mengatakan untuk pengiriman ekspor ikan saat ini segala kepengurusannya berada di KKP. Sehingga ini pun dipastikan tidak ada masalah.
“Dari sisi pengawasan ikan Arwana ini belum dilengkapi dari Surat Angkut Jenis Ikan (SAJI) antar Provinsi. Dari lokasi pengembangbiakan ini apakah ada SAJI antar kabupaten atau tidak,” ucapnya.
Lanjut Wisnu, untuk negara penerima ikan Arwana saat ini memang China. Hanya saja negara tirai bambu tersebut tengah memperketat ekspornya dengan alasan dampak Covid-19 kemarin mengalami krisis keuangan.
“Tapi dari KKP lagi berupaya menyediakan pasar baru bukan hanya China yang menerima ekspor ikan Arwana ini,” pungkasnya. (opik)
Discussion about this post