JURNALIS.co.id – Seorang pria paruh baya ditemukan tak bernyawa di bekas rumah les bahasa Mandarin, Yayasan Taman Budaya Kasih, Desa Parit Baru, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Senin (05/02/2024) pukul 07.00 WIB.
Pria paruh baya tersebut diketahui bernama Samsul Hadi, warga Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi yang oleh warga sekitar lebih dengan dengan nama panggilan Pak De.
Pak De ditemukan meninggal dalam posisi terlentang di halaman bekas rumah les bahasa Mandarin Yayasan Taman Budaya Kasih Semesta milik Rendy Halim.
Kasubsi Penmas Polres Kubu Raya, Aiptu Ade Ardiansyah membenarkan temuan jenazah seorang laki-laki di bekas rumah les bahasa Mandarin tersebut.
“Anggota Reskrim dan Inafis setelah menerima laporan sudah berada di tempat kejadian untuk penyelidikan dan mengevakuasi korban ke rumah sakit,” kata Ade.
Ade menerangkan, dari keterangan saksi, korban pertama kali ditemukan oleh penjual sayur keliling yang saat itu hendak menawarkan jualannya kepada korban.
“Penjual sayur inu kaget melihat korban terlentang kaku sehingga langsung menghubungi RT,” ucap Ade.
Dari informasi penjual sayur, lanjut Ade, pengurus RT dan anggota Bhabinkamtibmas Desa Parit Baru langsung datang ke TKP. Setelah dilakukan pengecekan, penjaga kebun di bekas rumah les bahasa mandarin itu sudah meninggal.
“Dari keterangan warga, korban ini sudah hampir 8 tahunan tinggal dan bekerja sebagai penjaga kebun,” ungkapnya.
Ade menjelaskan, kemudian dari pemeriksaan awal yang dilakukan tim Inafis Polres Kubu Raya, diperkirakan korban sudah meninggal kurang lebih 1 jam sebelum ditemukan. Diduga penyebab meninggalnya korban karena serangan jantung, hal itu diketahui dari hasil dari pemeriksaan terhadap beberapa saksi yang mengatakan korban pernah mengeluh sesak napas.
Ade menyebutkan, hasil pemeriksaan tim Inafis terhadap tubuh korban, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Sementara itu warga Dusun Parit Nomor Dua, Desa Parit Baru, Fransiskus Bilem mengatakan korban pernah bercerita kepada dirinya bahwa ia memiliki riwayat sakit jantung dan darah tinggi.
“Beberapa hari yang lalu korban pernah mengeluhkan sesak napas ke saya,” kata Fransiskus.
Fransiskus menuturkan, korban memang tidak memiliki rumah. Ia juga sudah berpisah dengan istrinya. Sementara anaknya tinggal di luar kota.
“Anaknya sering menjenguk korban. Kamis lalu ada datang,” tutur Fransiskus.
Fransiskus mengatakan, korban sehari-hari tinggal di bekas rumah les bahasa Mandarin itu. Ia bertugas mengurus kebun dan merawat rumah tersebut.
“Tadi ketika jenazah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit, keluarganya ada mendampingi,” ucap Fransiskus. (hyd)
Discussion about this post