JURNALIS,CO.ID – Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) sering kurang mendapat perhatian dari sanak famili sehingga kerap mendapatkan banyak masalah. Kementrian PPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) bersama Pemkab Jember pun sedang menggodok formula bagaimana pola pengasuhan terhadap anak-anak PMI ini.
Acara tersebut berlangsung di ballroom Hotel Fortunagrande Jember, dengan melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) dan Yayasan Tanoker Jember, pada Rabu 25 Juni 2024.
Perencana Ahli Madya Kementrian PPA, Aresi Armynuksukmono mengatakan, pengasuhan anak PMI adalah lokus pada bidang Bina Keluarga Pekerja Migran Indonesia (BKPMI).
“Pola pengasuhan menganut sistem gotong royong. Maksudnya, anak itu (anak PMI) adalah anak kita semua. Siapapun harus memberikan keteladanan bagi mereka,” ucap Aresi saat tea break.
Untuk itu pemerintah membuka sekolah untuk ibu, sekolah untuk bapak, sekolah buat eyang. “Ini memberikan edukasi kepada masyarakat agar memberikan pola asuh yang benar terhadap anak-anak PMI,” terang Aresi kepada awak.
Sehingga, hak anak PMI, seperti hak hidup, hak mendapat kesejahteraan, hak mendapat pendidikan dan lainnya terpenuhi. Ada tanggung jawab moral bagi orang-orang dewasa di sekitar mereka untuk membentuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Aresi menyebutkan juga, bahwa diperlukan pemahaman dalam komunitas sekitar anak PMI agar memperhatikan dan memberi keteladanan bagi salah orang tua yang tidak berangkat bekerja ke luar negeri. Sehingga keutuhan dan keharmonisan tetap terjaga.
Sementara itu, Cicik Farha dari Tanoker Ledokombo Jember menyebutkan, posisi pihaknya sebagai kepanjangan tangan dari Kementrian PPA.
“Banyak persoalan ditimbulkan karena adanya migrasi penduduk karena bekerja ke luar negeri. Seharusnya sudah dipikirkan kepada siapa pola asuh sambung anak-anak mereka,” ucap Cicik sapaan wanita yang ramah itu.
Ia melihat di desanya sendiri, di tempat tinggalnya, banyak warga yang menjadi PMI baik yang legal atau pun ilegal. Dampak negatif yang muncul, anak-anak PMI tumbuh kurang kasih sayang orang tua. Bagi yang sudah mendapat kiriman uang, secara ekonomi tercukupi, tetapi masalah lain muncul. Lebih parahnya lagi ada yang tidak kirim uang ke keluarga yang ditinggalkan.
Demikian pula saat PMI pulang, tidak ada jaminan rumah tangga mereka tetap aman. Bahkan seringkali terjadi perceraian ketika didapati salah satu orang tua tidak setia pada pasangan.
Sebagai percontohan, ada 4 desa yang terlibat yakni Sumbersalak, Sumberlesung di Kecamatan Ledokombo dan desa Harjomulyo juga Karangharjo di Kecamatan Silo, Jember.
Sedangkan Kepala Disnaker Jember, Suprihandoko memastikan, bahwa PMI yang berangkat lewat kantornya sudah dibekali dengan kompetensi. Bahkan untuk berangkat, bagi yang tidak punya dana, ia bisa memberangkatkan dengan Rp 0, sebab ada kerjasama dengan Bank BJB.
Di bagian lain, Sekretaris DP3AKB Poerwahjoedi menjelaskan upaya-upaya penanganan anak PMI yang bermasalah. Pihaknya juga melakukan pendampingan agar mereka kembali hidup normal.Â
Tidak jarang PMI ilegal (TKW) membawa anak dari luar negeri ke keluarga di Indonesia. Lalu ia kembali lagi berangkat dengan alasan mencari uang.Â
Salah satu kades, Setyo Harsoyo atau karib dipanggil Yoyok, mendukung penuh program asuh anak PMI.
“Di wilayah kami cukup tinggi angka pekerja migran. Dan sebagian dari mereka yang bekerja di luar negeri itu ilegal. Sehingga menimbulkan banyak masalah,” ucap Yoyok yang juga ayah kandung Bayu Gatra pesepakbola nasional.
Yoyok siap bersinergi dalam penanganan atau pengasuhan anak PMI di desanya. Ia bersyukur dengan adanya Tanoker yang punya banyak kegiatan sehingga anak PMI dapat diperhatikan.
Sebagai tambahan informasi, remitansi (transfer uang yang dilakukan pekerja asing ke penerima di negara asalnya) yang dicatat oleh Bank Indonesia pada tahun 2023, PMI memberikan kiriman uangnya sebesar 14,22 miliar USD atau setara Rp 227,52 triliun. Sedangkan jumlah PMI yang tercatat sebanyak 265.349 orang. 61 persennya atau 156.863 adalah perempuan. (Sgt)
Discussion about this post