Diduga Hendak Tawuran, Polisi Amankan 12 Anak Beserta Sajam dan Panah di Pontianak

Kapolsek Pontianak Barat AKP Basuki melimpahkan 12 anak beserta sejumlah sajam ke Satreskrim Pontianak untuk proses lebih lanjut yang diamankan di Jalan Komyos Soedarso pada Senin (16/09/2024) dini hari. Foto: Achmad Mundzirin/JURNALIS.co.id

JURNALIS.co.id – Gerombolan remaja terdiri dari 12 anak di bawah umur diamankan kepolisian saat sedang berkumpul di Jalan Komyos Soedarso, Kecamatan Pontianak Barat, Senin (16/09/2024) sekitar pukul 01.30 WIB. Kepolisian juga berhasil mengamankan berbagai jenis senjata tajam dan busur panah beserta anak panah.

Kapolsek Pontianak Barat, AKP Basuki menjelaskan 12 anak diamankan berawal informasi masyarakat kepada Tim Enggang Polresta Pontianak. Disampaikan ada perkumpulan anak-anak di depan salah satu toko Jalan Komyos Soedarso Pontianak.

AKP Basuki mengatakan Tim Enggang Polresta Pontianak langsung menuju ke Lokasi dan mengamankan anak-anak tersebut. Kemudian anak-anak itu digiring ke Polsek Pontianak Barat.

“12 anak yang diamankan dan ditemukan sejumlah sajam serta busur dan anak panah langsung dibawa ke Polsek Pontianak Barat,” ujarnya.

Menurut AKP Basuki, setelah melakukan pengamanan dan penyelidikan awal, selanjutnya anak-anak tersebut dilimpahkan ke Satreskrim Polresta Pontianak guna proses hukum lebih lanjut.

“Dugaan atau indikasi yang ada, seperti yang lalu-lalu, yakni terkait dengan aksi geng motor dan geng sajam remaja yang melakukan tawuran, saling serang,” katanya.

AKP Basuki menyatakan untuk lebih pasti indikasi atau dugaan setelah penyelidikan dan pemeriksaan lebih lanjut oleh Satreskrim Polresta Pontianak.

Basuki mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya orang tua di Pontianak Barat untuk mengawasi aktivitas anak-anaknya ketika di luar rumah. Mengingat saat ini sedang marak aksi tawuran kelompok anak dan menggunakan sajam.

“Pentingnya orang tua mengawasi dan mengontrol aktivitas anak. Apabila terlibat atas aksi tawuran bersajam, hanya terjadi dua kemungkinan, anak menjadi pelaku atau anak menjadi korban,” imbuhnya.

Ditambahkan Basuki, apabila masyarakat, khususnya orang tua tidak ingin anak menjadi korban ataupun pelaku agar membatasi aktivitas anak yang berlebihan, terlebih di malam hari. Guna mengantisipasi hal-hal merugikan anak maupun orang tua serta masyarakat umum. (zrn)