JURNALIS.co.id – Tokoh nasional asal Kalimantan Barat, Oesman Sapta Odang (OSO) menanggapi kampanye hitam yang menyerang Calon Gubernur Kalbar nomor urut 2, Ria Norsan menjelang masa tenang Pilkada.
Kampanye hitam itu menyudutkan Norsan dengan menggiring opini bahwa dia bersalah dalam kasus BP2TD. Padahal, kasus itu telah inkrah dan Norsan bukan tersangka.
“Ya, isu dalam Pilkada itu selalu ada. Tapi rakyat kan sudah nggak bodoh lagi,” kata OSO, di sela Silaturahmi Kebangsaan di Pontianak, Kamis (21/11/2024) malam.
Disinyalir, permainan kotor ini sengaja digulirkan oleh kelompok lawan politik, yang sudah kebingungan menghadapi kekuatan Norsan dan Krisantus di Pilkada ini.
“Nggak benar itu. Kalau mereka (Norsan) itu punya kelemahan-kelemahan, itu sebelumnya (Pilkada) dong,” jelas OSO.
Menurutnya, jika Norsan tersandung kasus itu, tentu langkahnya terhambat sejak awal masa pencalonan. Namun, pada kenyataannya Norsan bisa melangkah sejauh ini.
“Misalnya aparat keamanan, para penyelidik pada itu sudah mengetahui (ada masalah) maka orang ini nggak boleh maju. Tapi kenyataannya itu tidak,” kata OSO.
OSO secara tegas mengingatkan pihak lawan politik agar tidak membawa Pilkada ini ke arah yang buruk dengan melakukan kampanye hitam. Sengaja mencari kesalahan dan dibikin sebagai isu liar.
“Tapi begitu ini sudah lepas masalahnya, sudah maju (Pilkada), Itu nggak bisa dong dicari-cari kesalahannya lagi ya,” tegas OSO.
Kendati demikian, di satu sisi OSO juga tak mau terlalu mengambil pusing isu kotor yang diduga kuat, disengaja digulirkan untuk melemahkan Norsan dalam kontestasi Pilkada Kalbar ini.
OSO bersama koalisi partai politik, fokus bekerja untuk pemenangan Norsan dan Krisantus dengan jalan politik yang santun di masa akhir kampanye ini.
“Isu-isu yang untuk memperlemah kepentingan-kepentingan tertentu, itu biasa-biasa aja, anggap aja angin berlalu,” tandasnya. (m@nk)
Discussion about this post