JURNALIS.CO.ID, Jakarta – Nagara Institute melaksanakan kegiatan release survei perilaku politik dengan tema “Toleransi pemilih terhadap politik dinasti pada pemilu dan pilkada 2024” di kantor Akbar Faizal Uncensored Jakarta, Kamis, 19 Desember 2024.
Kegiatan dilakukan bertujuan untuk memahami politik dan demokrasi Indonesia dari point of view pemilih, mengukur tingkat kedekatan miltansi pemilih terhadap partai politik.
Kurator Nagara Institute, Sulfikar Amir menyampaikan data riset mereka terhadap perilaku pemilih dalam kontestasi Pilkada 2024.
Berdasarkan survei ini terungkap bahwa keterlibatan responden terhadap partai politik sangat minim. Sebesar 56,00% responden tidak terlibat sama sekali dalam partai politik tertentu, 28,75% sangat jarang terlibat, 11,08% cukup aktif (sebagai simpatisan dan hanya 3,33% yang sangat aktif (sebagai kader/pengurus partai politik).
“Sebagian besar masyarakat sekitar 80 persen tidak terlalu aktif atau tidak aktif sama sekali dalam partai politik,” kata Sulfikar.
Menurutnya, data minimnya keterlibatan responden terhadap partai politik ternyata berkorelasi positif terhadap partisipasi responden dalam mengkituki atau menghadiri kegiatan yang diselenggarakan oleh suatu partai politik.
Berdasarkan risetnya, ada sebesar 53,08% responden tidak pernah mengikuti atau menghadiri kegiatan yang diselenggarakan oleh suatu partai politik tertentu, misalnya kampanye pemilu, dialog dengan warga, dan lain sebagainya.
Kemudian ada 31,00% dari responden menyampaikan hanya sesekali mengikuti atau menghadiri kegiatan. Lalu ada 11,58% cukup sering, 3,75% sangat sering, serta 0,58 tidak menjawab atau tidak tahu.
“Selain itu, sebesar 48,08% responden tidak pernah mengikuti/menghadiri kampanye pemilu yang dihadiri langsung oleh pasangan calon tertentu dalam pilpres/pilkada, 33,58% sekali-kali mengikuti/menghadiri kampanye, 12,83% cukup sering, 5,17 sangat sering dan TT/TJ 0,33%,” paparnya.
Data yang disajikan tersebut menurut Sulfikar juga berkorelasi terhadap rasa menyukai atau bersimpati responden terhadap partai politik.
Hasil survey munjukkan bahwa 21,50% responden sama sekali tidak menyukai atau bersimpati terhadap suatu partai politik tertentu, 49% responden hanya sedikit menyukai atau bersimpati terhadap suatu partai politik.
Sementara 21,08% cukup menyukai atau cukup bersimpati terhadap suatu partai politik, dan hanya 7,25% yang sangat menyukai atau bersimpati terhadap suatu partai politik. TT/Tj sebesar 1,17%.
Rilis survei tersebut diselenggarakan oleh Nagara Institute dalam rentang waktu 2 – 10 November 2024 melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden dengan menggunakan metode Random Digital Dialing (RDD) dan berkaulitas margin of error (MoE) 2,9%.
Sulfikar menyebut survei juga menunjukkan lokasi pemilih antara di pedesaan dan perkotaan punya peran besar dalam memilih atau tidaknya calon politik dinasti.
“Saya mendapatkan data orang-orang di pedesaan cenderung lebih toleran dengan politik dinasti ketimbang orang perkotaan,” tuturnya. (rdh)
Discussion about this post