– Orang tua mana yang tidak bahagia melihat anak-anaknya berhasil menyelesaikan kuliah dan menyandang titel sarjana. Begitu pula yang dirasakan pasangan suami istri (Pasutri), M Sabiri (67)dan Jasimah (61).
Kebahagian Pasutri petani asal Desa Sungai Nyirih, Kecamatan Selakau, Kabupaten Sambas ini terasa lengkap. Lantaran kedua anak kembarnya, Dagun dan Gugun sukses menuntaskan kuliahnya.
Demi memperjuangkan pendidikan kedua anak kembar bungsunya Sabiri dan Jasimah setiap hari bekerja di sawah. Melalui hasil bertani, mereka mampu mengkuliahkan kedua anaknya hingga selesai. Meskipun anak kembarnya itu mengenyam kuliah di kampus yang berbeda.
Dagun kuliah di IAIS Sambas tepatnya Jurusan KPI. Dagun diwisuda pada Senin (31/08/2020). Sedangkan Gugun yang kuliah di Jurusan Keperawatan Poltekkes Singkawang diwisuda pada Kamis (08/10/2020).
Meskipun kehidupan mereka apa adanya, namun tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menyekolahkan anak kembarnya hingga ke bangku kuliah. Berbagai upaya pun dilakukan agar kedua anaknya tetap bisa berkuliah dan menyandang gelar sarjana.
“Kami sebanarnya bukan orang yang mampu, tapi demi anak kami agar mereka berpendidikan, jangankan bertani mengambil upahan dengan gaji yang minim pun rela kami lakukan agar anak kami bisa selesai kuliah,” kata Sabiri.
Jasimah mengapresiasi dan merasa bangga terhadap kedua anak kembarnya. Meskipun tidak diberikan fasilitas laptop dan sepeda motor, tapi kedua anaknya mampu menyelesaikan perkuliahan dengan cepat. Bahkan salah satu anaknya, Dagun berhasil menyandang gelar sarjana tercepat di IAIS Sambas.
“Saya bangga kepada kedua anak saya dengan kegigihan mereka berhasil menyelesaikan tepat waktu, meski tanpa fasilitas laptop dan sepeda motor seperti anak kuliahan lainnya, bahkan salah satu anak saya berhasil jadi lulusan tercepat,” jelas Jasimah.
Mereka meyakini setiap niat baik yang ingin dilakukan, maka sesulit apapun itu pasti sang pencipta akan memberikan jalan keluar dari setiap masalah dihadapi. (gun)
Discussion about this post