– Sejumlah dosen Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP), Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Teluk Empening, Kecamatan Terentang, Kabupaten Kubu Raya pada 19 September 2021.
Maherawati, Dosen Prodi ITP Untan Pontianak menyampaikan, tugas dosen yang tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi meliputi kegiatan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
“Tugas mendidik mahasiswa dan melakukan penelitian sesuai bidang ilmu sudah sangat dipahami masyarakat, namun tugas dosen untuk melakukan pengabdian pada masyarakat belum banyak dipahami masyarakat,” ujarnya, Sabtu (24/09/2021).
Menurut Maherawati, Dosen dapat menjadi problem solver bagi masalah yang dihadapi masyarakat, sehingga masyarakat mendapatkan solusi dari permasalahannya dan dapat diselesaikan dengan ilmu dan teknologi, yang sudah dipelajari dosen dan mahasiswa di kampus.
“Oleh karena itu, dosen dari Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan melakukan program pengabdian masyarakat terkait bidang pengolahan bahan hasil pertanian, baik berupa bahan nabati, yang didalamnya umbi, serealia, legumimosa, buah, atau sayur, dan bahan hewani atau hasil ternak dan hasil laut,” terang Maherawati.
Desa Teluk Empening merupakan salah satu desa di Kabupaten Kubu Raya, yang merupakan sentra hasil-hasil pertanian berupa hortikultura, buah, dan herba.
“Beberapa jenis buah yang banyak terdapat di Desa Teluk Empening seperti nanas, jeruk, durian, rambutan, dan pisang. Sedangkan tanaman herba yang banyak terdapat di sana adalah jahe,” ucapnya.
Berdasarkan potensi hasil pertanian tersebut, maka program pengabdian pada masyarakat dosen Prodi ITP difokuskan pada diversifikasi pengolahan jahe.
“Seperti diketahui bersama, saat pandemi ini banyak masyarakat mengonsumsi jahe, sebagai salah satu bahan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga perlu dilakukan diversifikasi olahan jahe, sehingga semakin banyak pilihan masyarakat terhadap produk olahan jahe,” jelas Maherawati.
Produk olahan jahe yang dipilih dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut, kata dia, adalah pembuatan teh herbal yang terbuat dari jahe, kayu secang, dan sereh.
“Bahan-bahan ini dipilih karena memiliki kandungan senyawa aktif yang baik untuk kesehatan. Dalam bentuk teh herbal maka akan menjadi suatu produk yang mudah untuk dikonsumsi, lebih praktis, lebih higienis, dan kekinian,” paparnya.
Lebih lanjut Maherawati menjelaskan, dalam pembuatan teh herbal, dimulai dengan penyiapan bahan-bahan segar berupa jahe, kayu secang, dan sereh yang dipotong kecil (pengecilan ukuran). Selanjutnya Jahe dan sereh yang sudah dipotong dalam bentuk kecil kemudian dikeringkan dalam cabinet dryer atau bisa juga dengan pengeringan sinar matahari.
Kayu secang yang sudah dipotong juga dikeringkan namun dalam waktu lebih singkat, karena kayu secang sudah dalam bentuk kering. Setelah semua bahan kering, maka dilakukan pencampuran dengan perbandingan jahe : secang : sereh = 2:1:1. “Campuran tersebut kemudian digiling mennggunakan blender kering sampai halus, lalu siap untuk dikemas.Kemasan yang digunakan untuk produk teh herbal ini adalah kantong teh celup, sehingga bubuk teh herbal yang sudah disiapkan tadi dimasukkan dalam kantong teh celup, kemudian diseal menggunakan sealer panas. Teh celup herbal telah selesai dibuat dan siap untuk diseduh menjadi minuman herbal yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh,” ucap Maherawati.
Terhadap program PKM Prodi ITP Fakultas Pertanian Untan Pontianak itu, warga Desa Teluk Empening, terutama ibu-ibu PKK setempat yang mengikuti pembuatan teh herbal menyatakan kegiatan ini sangat bermanfaat, dan diharapkan menjadi salah satu produk ekonomi yang dapat berkembang dan meningkatkan pendapatan masyarakat. (rin)
Discussion about this post