– Kondisi industri keuangan di Kalbar tahun 2019 cukup baik. Beberapa industri keuangan mengalami pertumbuhan.
“Ini dapat dilihat dari data pokok Industri Keuangan yang diterima oleh OJK Kalbar,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalbar, Riezky F Purnomo, kemarin.
Dijelaskannya, untuk perbankan sendiri dana pinjaman yang diberikan sebesar Rp54,47 triliun. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp60,78 triliun dari jumlah 30 perbankan di Kalbar.
“Jumlah ini juga sudah termasuk 21 BPR,” ungkapnya.
Riezky menjelaskan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di Kalbar sebanyak 103 IKNB. Tercatat jumlah piutang pembiayaannya sebesar Rp6,7 triliun.
“Sedangkan jumlah kontribusi asuransi sebanyak Rp1,2 triliun, untuk klaim asuransi sendiri sebesar Rp731 miliar,” paparnya.
Selanjutnya, industri keuangan di sektor pasar modal, sebanyak 11 perusahaan efek di Kalbar 17.464 Single Investor Identification (SID). Volume transaksinya sebesar Rp7,39 triliun.
Sedangkan untuk Layanan Keuangan Tanpa Kantor atau Lakupandai sebanyak 22.042 agen.
“Dimana di lima kabupaten/kota hanya memiliki <1000 agen, 219.011 rekening BSA dan 693 Debitur kredit Mikro,” jelasnya.
Tahun 2019, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kalbar sebanyak Rp1,68 triliun. Sedangkan NPL KUT sebesar 0,13 persen.
“KUR Kalbar sebanyak Rp5,92 triliun dengan jumlah debitur 40.791,” tukasnya.
Dari data-data tersebut, Riezky memprediksi tahun ini kondisi industri keuangan di Kalbar akan jauh lebih baik, dan tumbuh bahkan.
“Kita akan terus mendorong industri keuangan di Kalbar, dengan terus melakukan percepatan sesuai fungsinya,” tuntas Riezky. (nov)
Discussion about this post