– Semua etnis yang ada di Kabupaten Sanggau harus tampil ke publik untuk memperkaya khazanah kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Saya memang mendorong agar semua etnis mau tampil dengan adat istiadatnya dan ada pengurusnya. Sekali lagi, harus mau tampil di depan umum,” kata Bupati Sanggau Paolus Hadi saat menghadiri ritual adat Jheg Bumih yang digelar Ikatan Keluarga Besar Madura (IKBM) Kabupaten Sanggau, Kamis (16/12/2021).
Ritual adat Jheg Bumih berlangsung di kediaman Ketua IKBM Kabupaten Sanggau Muhammad Halil di Kelurahan Ilir Kota, Kecamatan Kapuas. Pada kesempatan tersebut Bupati mengenakan kaos belang merah putih yang dipadankan dengan baju hitam lengan panjang, celana hitam sepanjang antara lutut dan mata kaki serta penutup kepala berbahan dasar kain khas Madura,
“Kita harus bangga dengan budaya kita sendiri. Madura sudah mengukir sejarah hari ini, kita harus apresiasi mereka. Etnis-etnis lainnya juga harus tampil untuk mengukir sejarah,” sambung Bupati karib disapa PH ini.
Bupati Sanggau dua periode ini mengungkapkan rasa senang dan bangganya karena masyarakat Sanggau hidup rukun dalam keberagaman etnis.
“Akhirnya, saya bisa lihat budaya Madura di Sanggau dari dekat. Tarian dan lagu Madura ini bagus, dan saya bangga bisa memakai pakaian adat Madura,” ujar Bupati.
Sementara Ketua IKBM Kabupaten Sanggau Muhammad Halil menyebut, ritual adat Jheg Bumih sejatinya seperti ritual tolak bala pada umumnya. Hanya saja, untuk ritual ini ada syarat khusus yang mesti dilakukan seperti syarat air dari tujuh sungai dan juga telur dari tujuh indukan.
“Pada umumnya, ini sama seperti tolak bala, usaha menghindari segala musibah maupun penyakit yang sedang melanda. Ini (ritual adat) dilakukan setiap tahun, hari ini merupakan yang pertama secara terbuka dilaksanakan dan dihadiri langsung oleh Bupati Sanggau,” terangnya.
Halil mengapresiasi dukungan Pemkab Sanggau terhadap pengembangan kebudayaan semua etnis yang ada di kabupaten tersebut.
“Pemerintah daerah kita sangat konsen dalam mengembangkan kebudayaan masyarakat dari semua etnis. Makanya kami selenggarakan ritual ini,” sebutnya.
Bagi masyarakat adat Madura, lanjut Halil, ritual adat Jheg Bumih ini merupakan warisan leluhur. Warisan berasal dari zaman Majapahit yang diturunkan di Madura.
“Hingga kini secara turun temurun selalu dilaksanakan. Pada intinya, ritual adat ini untuk keselamatan masyarakat di bumi, tempat tinggal saat ini,” pungkas Halil.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kapolres Sanggau AKBP Ade Kuncoro Ridwan dan Kasi Intel Kejaksaan Negeri Sanggau Freddy Wiryawan, Anggota DPRD Sanggau Agustina, Kadis Porapar Toto Martono, Plt Kabid Kebudayaan Disdikbud Iwan, Kadis Nakertrans Roni Fauzan, Kepala Imigrasi Sanggau Albert, Karutan kelas II B Sanggau Acip Rasidi, perwakilan Kodim 1204/Sgu, Lurah Ilir Kota Alfian lendo dan perwakilan dari berbagai Organisasi Kemasyarakatan. (DD)
Discussion about this post