JURNALIS.co.id – Api berkobar melahap bangunan asrama putra Pondok Pesantren (Pontren) Al-Furqan di Desa Tebas Sungai, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, saat santri sedang melaksanakan salat subuh berjamaah Kamis (25/08/2022) sekitar pukul 04.50 WIB.
Pengurus santri Pontren Al-Furqan, Wika Wiranata membenarkan insiden kebakaran tersebut. Saat kejadian santri sedang melaksanakan salat subuh berjamaah. Sehingga asrama dengan nomor 04 dan 05 dalam keadaan kosong.
“Kejadian ini terjadi sekitar pukul 04.50 WIB waktu salat subuh, saya sedang mengontrol kedua kalinya dan dari jarak 100 meter saya melihat asap tebal dari asrama 04,” katanya.
Wika belum bisa memastikan sumber api berasal dari mana. Dia melihat api sudah membesar. Namun, berdasarkan informasi yang didapat dari santri asrama 04, Wika menduga kebakaran diakibatkan konsleting listrik yang terjadi pada obat nyamuk elektrik.
“Kemudian saya minta bantuan kepada teman-teman yang ada di pondok untuk memadamkan api menggunakan ember, qadarallah api semakin besar sedangkan stok air sedikit dan jauh dari lokasi kebakaran,” ujarnya.
Wika mengungkapkan dengan cepat api melahap semua barang yang ada tanpa menyisakan satupun. Terlebih hampir barang yang ada terbuat dari bahan mudah terbakar. Akibatnya kurang dari 30 menit api sudah menghanguskan asrama.
Saat menunggu petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi, dibantu warga pihak asrama berupaya memadamkan api dengan alat seadanya.
“Masyarakat berdatangan dan ada yang pergi melapor atas kebakaran tersebut sekitar pukul 05.05 WIB dan damkar datang 15 menit setelah laporan, itu pun asrama sudah habis dilahap api dan sudah masuk kedalam asrama 05 jadi barang-barang tidak ada yang bisa diselamatkan,” ungkapnya.
“Kebetulan bahan-bahan yang mudah terbakar banyak sekali, seperti Kasur, Rasbang kayu, bantal, dan baju-baju mereka,” tambah Wika.
Lanjut Wika saat mendengar teriakan kebakaran sebagian santri yang sedang salat berjamaah hendak menyelamatkan barangnya hingga hampir setengah shaf menginggalkan salatnya. Kendati demikian, pihak pondok menghentikan upaya santri untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
“Sempat ada santri pondok ingin menyelamatkan barangnya namun terpaksa kita cegah karena berbahaya, jadi cukup sampai di sini saja hingga seperti inilah kondisinya,” ucap Wika.
Beruntung, kejadian yang menghanguskan asrama putra nomor 04 dan 05 yang ditempati oleh 50 santri tersebut tidak menelan korban jiwa. Namun kerugian yang ditimbulkan mencapai kurang lebih 300 juta rupiah. Sementara pihak guru mengupayakan untuk mengatasi masalah tersebut, santri diliburkan.
“Sementara santri akan dikembalikan dahulu, lalu kita akan melakukan rapat dan bersosialisasi dengan warga pondok untuk tahap selanjutnya,” pungkas Wika. (gun)
Discussion about this post