500 Lebih Pelangaran Selama Operasi Zebra, Sat Lantas Polresta Pontianak Hanya Beri Teguran

JURNALIS.co.id – Sat Lantas Polresta Pontianak menjaring 500 lebih pelangaran selama Operasi Zebra yang dilaksanakan pada tanggal 3 – 16 Oktober 2022. Pengendara pelanggar lalu lintas ini hanya diberikan teguran.

“Pelanggaran yang kami tegur sekitar 500 lebih. Pengendara yang kasat mata seperti tidak pakai helm, tidak ada spion dan kelengkapan lain hanya kita tegur. Untuk penilangan tidak kita lakukan, kecuali penilangan dari kamera CCTV, itu boleh,” kata Kasat Lantas Polresta Pontianak, Kompol Aulia Hadiputra saat ditemui JURNALIS.co.id di ruangannya, Senin (17/10/2022) sore.

Secara kasat mata, kata Aulia, hasil razia Operasi Zebra 2022 masih banyak masyarakat Kota Pontianak melakukan pelanggaran lalu lintas. Di antaranya didominasi anak remaja.

‘’Kalau untuk kasat mata seperti tidak pakai helm, melawan arus dan gonceng tiga yang mendominasi itu,’’ ujarnya.

Aulia menuturkan semenjak tingginya kasus Covid-19 pada beberapa tahun lalu, Sat Lantas Polresta Pontianak tidak pernah melakukan penindakan kendaraan. Karena fokus pemerintah hanya untuk menurunkan kasus Covid-19. Akibatnya, banyak masyarakat yang sepelekan keselamatan diri saat berkendara.

‘’Secara otomatis tingkat kesadaran masyarakat menurun mulai timbulnya Covid hingga sekarang, kita tidak pernah melakukan penilangan,” ujarnya.

“Setelah operasi kepolisan berjalan kita memberikan imbauan. Saat Operasi Zebra kita memberikan imbauan dengan teguran seperti razia, tapi kita tidak melakukan penilangan, itu cukup meningkatkan kesadaran masyarakat,’’ timpal Aulia.

Kasat Lantas Polresta Pontianak ini mengimbau kepada masyarakat di wilayah hukumnya untuk tertib dalam berlalu lintas. Apa lagi, Pontianak merupakan ibu kota provinsi, tentunya menjadi contoh untuk kabupaten/kota yang lain di Kalimantan Barat.

‘’Harapan saya kepada anak muda atau pun orang tua yang memberikan kendaraan kepada anaknya tolong diperhatikan lagi kelengkapan saat keluar rumah. Kita sadar juga minimnya angkutan umum yang ada di sini tentunya berdampak dengan anak-anak yang masih sekolah,’’ demikian Kompol Aulia Hadiputra. (atoy)