JURNALIS.co.id – Salam Menanjak ternyata semakin dikenal di tingkat nasional. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sempat menyebut salam khas Kabupaten Kubu Raya itu saat menutup kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) di Gedung Sasana Wiyata Praja Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Timur, Surabaya, pada Kamis (22/06/2023).
Penutupan yang turut dihadiri Sekretaris Daerah Kubu Raya Yusran Anizam itu juga diikuti lima pejabat pimpinan tinggi pratama Kabupaten Kubu Raya yang menjadi peserta PKN.
“Jadi kalau mau menanjak seperti salamnya Kabupaten Kubu Raya, itu ada tangganya. Misalnya ada sekian tangga, maka untuk bisa sampai dari tangga ke tangga harus dengan cara apa. Ada tahapan-tahapannya,” kata Gubernur Khofifah.
Khofifah mengatakan seusai pelatihan, ‘pekerjaan rumah’ yang harus diselesaikan oleh para pejabat alumni PKN cukup banyak. Namun sebagai pemimpin perubahan, lanjut dia, hal itu dapat diatasi melalui sinergi dengan lintas sektor terkait.
“Kalau kita berjejaring, kita bersinergi, insyaallah kita akan bisa mencapainya dengan cara-cara yang lebih efektif. Karena sinergisitas di antara kita semua akan memberikan solusi dari berbagai masalah yang mungkin kita hadapi,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Gubernur Khofifah mengingatkan pentingnya pelatihan kepemimpinan. Sebab, ujar dia, kecepatan perubahan lokal, nasional, dan global saat ini tidak bisa diprediksi.
“Pada posisi seperti inilah kenapa momentum pendidikan dan pelatihan kepemimpinan menjadi sangat penting. Kita harus adaptif dengan berbagai perubahan,” ucapnya.
Namun demikian, tambah Khofifah, beradaptasi dengan perubahan tidak lantas harus meninggalkan semua nilai lama.
“Bagaimana kita bisa melakukan berbagai macam lompatan kinerja dan manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Tetapi nilai-nilai lama yang memberikan kearifan bagi kita semua jangan ditinggalkan,” tuturnya.
Sementara Sekda Kubu Raya Yusran Anizam membenarkan adanya filosofi proses pada gerakan simbolik Salam Menanjak. Yusran menyebut tantangan saat ini sangat besar dan untuk itu dibutuhkan sebuah daya juang. Salam Menanjak, kata dia, menunjukkan adanya sebuah daya juang dan sikap pantang menyerah.
“Semangat Salam Menanjak ini menunjukkan adanya proses dan keharusan untuk mengikuti proses. Kalau datar saja kita tidak akan berkeringat, kurang berjuang. Kalau menanjak tentu kita menggerakkan agar semua punya daya juang,” pungkas Sekda. (sym)
Discussion about this post