JURNALIS.co.id – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya menerbitkan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) untuk lebih dari 500 petani kelapa sawit swadaya. STDB diserahkan secara simbolis oleh Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan didampingi Wakil Bupati Sujiwo kepada perwakilan petani sawit swadaya dari empat desa di Kubu Raya, yaitu Desa Teluk Bayur, Sungai Asam, Pasak Piang, dan Mega Timur, tepat di hari kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia, Kamis (17/08/2023).
Muda menyatakan penyerahan tersebut sebagai wujud syukur, di upacara peringatan HUT ke-78 RI memberikan hadiah khusus kepada petani sawit swadaya berupa STDB kepada petani, yang secara simbolis diwakilkan kepada 12 wakil petani sawit.
“Pengurusan STDB yang diunggah oleh Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Kubu Raya pada aplikasi e-STDB yang dikelola Kementerian Pertanian RI ini adalah bentuk komitmen Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dalam pemberdayaan dan sekaligus memberikan kepastian hukum atas status lahan petani sawit swadaya yang ada di Kubu Raya,” tegasnya.
Pada tahun ini, kata Muda, Pemkab Kubu Raya telah bekerja sama dengan USAID Sustainable Environmental Governance Across Regions (SEGAR) dalam mengupayakan tata kelola lingkungan yang berkelanjutan di berbagai sektor.
“Salah satunya dalam rantai pasok kelapa sawit. USAID SEGAR melalui fasilitasi JARI Indonesia Borneo Barat melakukan pendampingan terhadap petani swadaya pada empat desa di Kubu Raya. Para petani swadaya tersebut dibantu untuk bisa memenuhi persyaratan registrasi STDB,” katanya.
Tidak hanya itu, lanjut Muda, mereka juga mendapat berbagai pelatihan, termasuk tentang praktik perkebunan yang baik dan sertifikasi berkelanjutan.
“Dari proses yang telah berjalan di empat desa tersebut, terdapat 712 persil dari 517 petani dengan komposisi 441 laki-laki dan 76 perempuan. Rinciannya meliputi 225 persil dari 152 petani di Desa Sungai Asam, 220 persil dari 177 petani di Desa Pasak Piang, 106 persil dari 67 petani di Desa Mega Timur, dan 161 persil dari 121 petani di Desa Teluk Bayur,” ujarnya.
Muda menambahkan petani swadaya merupakan bagian penting dalam rantai pasok kelapa sawit dan memiliki posisi strategis dalam menopang sawit berkelanjutan di Indonesia. Potensi perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh petani swadaya juga dimiliki oleh Kabupaten Kubu Raya.
“Akan tetapi, masih banyak pekerjaan rumah untuk meningkatkan peran petani swadaya untuk memastikan diterapkannya standar keberlanjutan,” ucapnya.
Muda menjelaskan salah satu tantangan terkait petani swadaya di lapangan adalah legalitas lahan, sementara hal ini juga menjadi syarat sertifikasi keberlanjutan. Urusan legalitas ini menjadi perhatian Pemerintah Indonesia sehingga ada upaya pendataan dan pemetaan kepemilikan kebun sawit rakyat swadaya melalui instrumen STDB.
Lewat STDB, pemerintah daerah bisa memiliki basis data yang lebih baik sebagai dasar pembuatan kebijakan dan program pendampingan perkebunan sawit rakyat yang berkelanjutan.
“Proses mendaftarkan lahan sawit kita melalui sistem STDB ini ternyata mudah. Kita cukup menyiapkan KTP, menunjukkan surat tanah kita,” jelas Suwarno, salah petani sawit swadaya asal Desa Teluk Bayur yang ikut dalam percepatan registrasi STDB ini.
Suwarno menambahkan bahwa dia mendapat bantuan dari tim JARI lewat proyek USAID SEGAR dalam melakukan pemetaan di lapangan untuk membuktikan sawit yang ia tanam benar-benar berada di tanah miliknya, bukan di kawasan hutan ataupun tanah milik orang lain.
Suwarni, seorang ibu, warga Desa Teluk Bayur lainnya, yang juga ikut menjadi petani sawit di Teluk Bayur, menyampaikan harapannya. “Semoga dengan terbitnya STDB ini, para petani sawit swadaya mendapatkan banyak kemudahan dalam mengurus berbagai bantuan guna meningkatkan sumber penghidupan kami,” katanya.
Pemerintah Kubu Raya berkomitmen menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan pada semua sektor, termasuk perkebunan.
“Kami membuka diri untuk bekerjasama dengan mitra pembangunan. Pada tahun 2023 ini, Kubu Raya menargetkan 1.000 petani swadaya melakukan registrasi STDB. Kami berterima kasih kepada USAID SEGAR dan JARI Indonesia Borneo Barat karena telah menyumbang lebih dari 50% pencapaian STDB ini,” ungkap Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kubu Raya, Elfizar Edrus. (sym)
Discussion about this post