JURBALIS.CO.ID – Anggota DPRD Kalbar, Fransiskus Ason meminta pemerintah tidak selalu menyalahkan masyarakat dan perusahaan yang memiliki izin konsesi sebagai penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalbar.
“Harus juga diselidiki dari mana asal api ketika lahan-lahan kering rentan terbakar. Seperti diketahui, pada musim pengering seperti sekarang, api mudah muncul karena disebabkan hal paling mudah, seperti puntung rokok dan lain-lain,” katanya kepada awak media, Senin (29/07/2024).
Mengenai karhutla dan titik panas (hotspot) yang juga banyak terpantau di Kabupaten Sanggau, Ason sebagai dewan dari dapil tersebut, meminta semua elemen masyarakat berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan aparatur terkait.
“Untuk mencegah titik api lebih banyak bertambah memang harus ada langkah yang dilakukan, seperti misalnya melakukan modifikasi cuaca,” sarannya.
Karhutla sendiri, biasanya erat kaitannya dengan kabut asap pekat. Kabut asap pekat ini bahkan beberapa tahun silam sampai diprotes oleh negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Tidak sedikit aktivitas yang terganggu akibat kabut asap ini, seperti jadwal penerbangan hingga rentan memunculkan penyakit.
“Ini sebenarnya persoalan dari karhutla. Alam selain rusak juga mengganggu aktivitas dan kesehatan warga. Harusnya memang ada solusi lebih nyata ketika Kalbar memasuki musim pengering atau kemarau sepanjang tahun,” pungkasnya. (dis)
Discussion about this post