
JURNALIS.CO.ID – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Ribka Haluk mendorong pemerintah daerah untuk lebih proaktif dalam mendukung Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan Siaga Tuberkulosis.
Ajakan tersebut disampaikannya saat menghadiri peluncuran nasional gerakan tersebut yang digelar di Kantor Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Gerakan ini secara resmi diluncurkan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memberantas tuberkulosis (TBC) hingga ke tingkat desa dan kelurahan.
Wamendagri Ribka menyampaikan apresiasi terhadap Menkes yang dinilai aktif dan memiliki perhatian besar terhadap isu kesehatan masyarakat, serta secara konsisten menjalin koordinasi dengan Kemendagri dalam berbagai program kesehatan nasional.
“Gerakan ini harus segera ditindaklanjuti di seluruh pelosok negeri, dari Sabang sampai Merauke,” tegas Ribka.
Ia menekankan bahwa pemerintah daerah perlu memberi dukungan nyata, termasuk dari sisi penganggaran, untuk memastikan program ini berjalan.
Ribka juga menyoroti bahwa upaya penanggulangan tuberkulosis telah memiliki landasan hukum yang kuat, yaitu Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
“Regulasinya sudah jelas, tinggal bagaimana kita melaksanakan di lapangan,” ujar Ribka.
Lebih lanjut, Kemendagri akan memantau implementasi gerakan ini di setiap daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Ribka juga memberikan apresiasi kepada daerah-daerah yang sudah mulai menggerakkan penanganan TBC, termasuk Kelurahan Rambutan yang menjadi lokasi peluncuran.
Di sisi lain, Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa TBC merupakan penyakit yang sudah lama ada dan telah merenggut banyak korban.
Namun demikian, penyakit ini dapat disembuhkan karena obatnya tersedia dan pengobatannya telah terstandar.
“Kuncinya adalah deteksi dini. Kalau ketahuan, bisa diobati dan sembuh,” jelas Budi.
Ia menegaskan pentingnya menemukan kasus TBC sedini mungkin agar segera bisa diobati dan tidak menyebar ke orang lain.
Para kader kesehatan diminta berperan aktif dalam menemukan masyarakat yang menunjukkan gejala TBC.
“Kita harus segera beri obat supaya mereka tidak menularkan ke orang lain. Ini tugas utama para kader di lapangan,” tambahnya.
Selain deteksi, Menkes juga menekankan pentingnya disiplin dalam menyelesaikan pengobatan. Ia mengingatkan bahwa menghentikan pengobatan di tengah jalan bisa menyulitkan proses penyembuhan.
Peluncuran gerakan ini juga dihadiri sejumlah tokoh dan pejabat, di antaranya Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi, Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Ahmad Riza Patria, Wali Kota Jakarta Timur Munjirin, serta kader Puskesmas, Posyandu, dan para pasien TBC.[rdh]
Discussion about this post