– Kabupaten Sintang hanya memiliki ruang isolasi dan ventilator untuk empat orang. Sedangkan, waktu merawat pasien Covid-19 perlu satu bulan.
“Warga Sanggau yang kita rawat sudah 28 hari dirawat, tapi belum bisa kita pulangkan. Karena menunggu hasil tes kedua,” kata Bupati Sintang, Jarot Winarno saat menggelar silaturahmi dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan tokoh adat di Pendopo Bupati Sintang, Kamis (16/4/2020).
Bupati yang juga seorang dokter ini mengatakan, Brazil, Filipina dan Indonesia kasus penyebaran virus corona ini baru mulai. Belum mencapai puncaknya.
“Kita tidak tau kapan puncaknya kasus ini. Ada perkiraan bulan Mei sudah mencapai puncaknya di Indonesia. Maka mari kita berjuang bersama,” gugahnya.
Jarot menjelaskan, di Indonesia ada empat laboratorium yang bisa menguji cairan tenggorokan. Saat ini sudah menumpuk ribuan sampel cairan tenggorokan yang menunggu antrean untuk dicek.
“Kabupaten Sintang kirim sampel, 12 hari kemudian baru hasilnya diketahui,” jelasnya.
Setiap hari muncul 300 sampai 400 kasus Covid-19 di Indoensia. Analisa Jarot, kasus positif virus corona di Indonesia saat ini sudah menurun.
“Tetapi kita menghadapi gelombang kedua kasus corona, karena mudik lebaran dan pascalebaran,” terang Bupati.
Dia mengatakan, menggelar silaturahmi ini untuk menyamakan persepsi dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Sintang. Karena Jarot mengaku perlu mendapatkan dukungan dari tokoh semua agama, tokoh adat, tokoh pemuda, dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama melakukan langkah pencegahan.
“Kita wajib waspada, karena kasus corona ini, 86 persen itu tidak terdeteksi atau tidak bergejala namun menular,” pungkasnya.
Indonesia, kata dia, menempati peringkat kedua kasus persentase kematian akibat Covid-19 setelah Italia. Data per Rabu (15/4/2020), Indonesia ada 5. 136 kasus, 469 meninggal dan 446 sembuh. Artinya sekitar 10 persen angka kematian.
“Maka, saya perlu bersilaturahmi dengan semua tokoh untuk kita mengambil langkah bersama supaya tidak seperti Italia. Kalau kita salah mengelola, maka bisa seperti Italia,” ucapnya.
Baca juga: Askiman Minta Penataan Pasar Dilakukan Secara Tegas, Melanggar Disanksi
Gejala utama covid-19 adalah sesak napas. Paru-parunya yang diserang oleh virus corona.
“Di Kalbar 21 positif, 3 meninggal 6 sembuh. Sisanya masih dirawat. Kita Sintang merawat 1 orang saat ini,” tuturnya.
Data Kabupaten Sintang per Rabu (15/4/2020), yang melapor 3.089 orang. Seluruh kecamatan sudah ada Orang Dalam Pemantauan (ODP), 75 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan terkonfirmasi positif 0.
“Di Sintang sudah dilakukan tes terhadap 400 orang, hasilnya negatif semua. Alat rapid test sisa 200 alat lagi ” ungkapnya.
Presiden sudah menetapkan Covid-19 sebagai bencana sosial. Seluruh provinsi sudah terdapat kasus corona. Jawa sudah zona merah semua.
Dampak ekonomi di Sintang juga mulai terasa akibat wabah Covid-19. Sudah banyak tempat usaha yang mengurangi karyawannya. Karyawan yang dirumahkan ini boleh mendapatkan bantuan dari pemerintah. Warung kopi masih bisa sampai jam 9 malam dengan mengurangi jumlah kursi dan meja.
“Kalau ada kasus PDP di suatu jalan atau kompleks, maka kita akan lakukan lockdown parsial. Kita akan tambah ventilator sebanyak 3 buah dalam waktu dekat,” papar Bupati.
Jarot juga menyampaikan 13 kebijakan Pemkab Sintang dalam mengatasi penyebaran Covid-19. Seperti merasionalisasi APBD Sintang Tahun 2020, dan memberikan diskon 20 persen tarif PDAM. Kemudian memberikan keringan pajak dan retribusi bagi pelaku usaha, melaksanakan operasi pasar, memberikan keringanan sewa lapak sebesar 50 persen selama tiga bulan dan kebijakan lainnya.
Seorang tokoh masyarakat, Bajau Jambang menyarankan agar sosialisasi lebih gencar lagi. Kemudian melakukan penambahan fasilitas khusus penanganan Covid-19, dan melakukan rapid test bagi lansia.
Baca juga: Rentan Terpapar Corona, Alhamdulillah Hasil Rapid Test Jarot Non Reaktif
Sopian, Cendikiawan Dayak menyatakan mendukung pemerintah daerah bertindak cepat dan menyerahkan rekomendasi dari ICDN kepada Bupati Sintang dalam mencegah penyebaran corona.
Edi Sunaryo, seorang Tokoh Agama menjelaskan, dampak kasus virus corona ini petani karet sangat kesulitan. Karena harga karet anjlok sudah mencapai 1.500 per kilogram.
“Kami para ulama juga akan segera rapat membahas ini,” ujar Edy.
Khoidul Mufid seorang tokoh masyarakat menyarankan agar proses edukasi kepada masyarakat lebih diperkuat. Supaya jangan sampai masyarakat menjadi paranoid dan sampai menolak pemakaman jenazah pasien Covid-19 seperti di Jawa.
Uti Syahril seorang tokoh adat menyarankan penyuluhan lebih gencar bisa dengan baliho dan spanduk dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti masyarakat.
“Tokoh agama bisa doa bersama. Berupaya kita lebih keras, doa bersama juga penting” saran Uti.
Andreas Calon seorang tokoh adat menyarankan penyampaian informasi makanan dan minuman yang bisa meningkatkan imun tubuh. Kepala desa bisa membuat aturan agar setiap orang masuk ke daerahnya agar melapor. Setiap keluarga melakukan langkah sendiri di internal keluarga.
Ketua MUI Kabupaten Sintang, H. Ulwan menuturkan, pihaknya sudah keluarkan imbauan terkait upaya pencegahan penyebaran Covid-19 ini. Ia pun mengajak masyarakat tenang dan sabar.
“Kita harus sedia payung sebelum hujan. Payung memang tidak akan menghentikan hujan. Tapi mampu melindungi kita dari hujan. Begitu juga kesabaran dan ketenangan akan mampu menghindari kita dari wabah ini” pesan H Ulwan. (m@nk)
Discussion about this post