– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang sudah melakukan rapid test kepada 4.345 orang. Di mana hasilnya 334 dinyatakan reaktif Covid-19 yang seluruhnya sudah dilakukan isolasi.
“Tempat karantina di Gedung Diklat BKPSDM dengan kapasitas 46 kamar, satu hotel dengan kapasitas 43 kamar sudah kita blok untuk karantina, dan rumah sakit rujukan,” kata Bupati Sintang Jarot Winarno ketika melaporkan kepada Gubernur Kalbar Sutarmidji melalui video conference, di Pendopo Bupati Sintang, Selasa (2/6/2020).
Dijelaskan Jarot, dari 334 reaktif terdapat enam orang dinyatakan terkonfirmasi positif vieus corona. Namun mereka sangat aman, karena sudah diisolasi di rumah sakit dan sekarang sedang menunggu hasil swab.
“Ada 47 orang di antara sudah ditangani dengan baik. Sisanya 178 orang terus kita monitor karena isolasi mandiri, sehingga semuanya sudah kita isolasi,” ujarnya.
Terkait tatanan new normal, Pemkab Sintang akan mengikuti lomba inovasi. Pihaknya akan melibatkan masyarakat sipil dalam upaya mensukseskan pelaksanaan tatanan new normal.
“Soal pelaksanaan new normal di rumah ibadah, akan segera kita mulai di Sintang,” ungkapnya.
Bupati mohon izin kepada Gubernur untuk memulai kegiatan persekolahan di kawasan pedalaman yang memang relatif aman dari Covid-19. Karena di sana tidak ada televisi dan jaringan internet. Sehingga tidak bisa melaksanakan pembelajaran secara online.
“Di pedalaman, sekolah tidak saja menjadi tempat belajar, tetapi juga sebagai sarana interaksi sosial dan rekreasi. Tetapi itu semua tergantung arahan bapak Gubernur Kalbar,” terangnya.
Baca juga: Reaktif Rapid Test, 4 OTG Sintang Diisolasi Ketat di RSUD Ade M Djoen
Jarot juga mengeluhkan soal lambatnya mendapatkan hasil swab. Bahkan, ada pasien yang sudah dirawat 28 hari, tetapi belum menerima hasil tes swab.
“Itu terlalu lama dan menyulitkan kami dan menyerap anggaran yang besar. Padahal secara klinis orang ini sudah bisa dipulangkan,” jelasnya.
Bupati mengungkapkan, Pemkab Sintang sudah meminta kepada Tim Gugus Tugas Nasional untuk membeli alat tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Pihaknya juga berharap Pemprov Kalbar bisa membantu menyediakan alat tes PCR.
“Kalau alat PCR ini ada, kami bisa melayani tes untuk pasien di Sintang, Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau dan Sanggau,” ucapnya.
Jarot juga mengatakan saat ini akan segera memasuki musim kemarau. Kalau musim kemarau dan asapnya berduet dengan virus corona, maka akan menjadi musuh berat. Karena virus corona, orang akan beralih menjadi petani ladang.
“Kami sudah membuat Peraturan Bupati Sintang Nomor 57 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pembukaan Lahan Bagi Masyarakat,” jelasnya.
Dalam Perbup tersebut ditegaskan bahwa tidak ada kriminalisasi terhadap para peladang. Hanya saja, yang diperbokehkan menanam komoditas lokal dan ladang tidak lebih dari 2 hektare. Kemudian, 1 minggu sebelum membakar sudah melapor kepada pemerintah dan mendapatkan surat izin.
“Kita atur dengan gotong-royong dan satu desa hanya boleh membakar ladang maksimal 20 hektare per desa per hari, sehingga selesai bakar, api bisa langsung padam,” paparnya.
“Sehingga konsep langit biru bapak Pangdam bisa kita wujudkan dan dukung. Saya mengharapkan kita segera membahas antisipasi persoalan Karhutla ini sehingga corona dan asap secara bersamaan tidak menjadi persoalan kita,” timpal Bupati.
Baca juga: Pemkab Sintang Salurkan Bantuan Sembako di Batas Negeri
Mendengar penjelasan Jarot, Gubernur Kalbar mengatakan penyediaan PCR sangat penting. Ia mempersilahkan Pemkab Sintang siapkan SDM, ruangan dan sarana pendukung lainnya.
“Saat ini, satu tes swab menghabiskan biaya Rp550 ribu,” ucapnya.
Sementara berkaitan kemarau dan Karhutla, pria disapa Midji ini mengatakan sudah diurus BPBD. Soal sekolah, harus mengikuti petunjuk pemerintah pusat.
“Kita masih sangat hati-hati untuk sekolah. Bagi saya tidak ada lagi daerah yang 100 persen bebas corona,” sebutnya.
Menurut Midji, untuk mengurangi beban psikologis anak dan orangtua, semua murid dinaikan kelas saja. Setelah situasi normal, baru mereka diberi tambahan pelajaran.
“Silahkan naikan saja anak-anak semuanya,” pintanya.
Tahun depankan, kata dia, tidak ada ujian nasional lagi. Hanya evaluasi sekolah. Tetapi tanpa maksud untuk mengurangi kualitas pendidikan.
“Soal pelaksanaan new normal, seluruh sektor akan kita buka dengan penerapan new normal kecuali sekolah. Sekolah belum kita buka,” tutup Gubernur.
Sementara Sekda Sintang Yosepha Hasnah usai pelaksanaan video conference mengakui terus berkomunikasi dengan Keuskupan Sintang untuk mendapatkan keputusan tentang pembukaan rumah ibadah dalam pelaksanaan tatanan new normal ini.
“Saya terus berkomunikasi dengan jajaran Keuskupan Sintang. Dan untuk Juni 2020 ini kita akan tetap melaksanakan misa live streaming sambil kita melihat perkembangan kasus Covid-19,” tuturnya.
Yosepha melihat masih ada yang tidak disiplin dengan pelaksanaan protokol kesehatan. Seperti masih duduk bergerombol dan tidak memakai masker.
“Namun kita akan segera melakukan rapat membahas rencana ke depannya,” pungkas Yosepha.
Turut hadir dalam video conference Dandim 1205 Sintang Letkol Inf Eko Bintara Saktiawan. (m@nk)
Discussion about this post