– Mengayuh sampan dengan mengenakan caping sebagai penutup kepala di tengah panas terik matahari, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menebar bibit ikan jelawat dan tengadak di Sungai Kapuas. Ada sekitar seribu bibit ikan endemik Sungai Kapuas itu yang ditebar dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Kota Pontianak.
Edi menilai penebaran bibit ikan ini sebagai upaya mengedukasi masyarakat untuk menjaga lingkungan termasuk kebersihan sungai agar ekosistem sungai tetap terjaga.
“Kita ingin menyampaikan kepada masyarakat terutama yang berada di tepian Sungai Kapuas agar menjaga kebersihan sungai sehingga habitat ikan tetap terlindungi,” ujarnya usai menebar bibit ikan di Sungai Kapuas di Kampung Caping Gang Mendawai Kelurahan Bansir Laut Kecamatan Pontianak Tenggara, Sabtu (05/06/2021).
Edi mengajak masyarakat untuk peduli dalam menjaga kualitas air sungai dan parit. Salah satu caranya dengan tidak membuang sampah ke sungai dan parit. Terlebih Sungai Kapuas merupakan sumber air baku PDAM Kota Pontianak yang digunakan sehari-hari.
“Jika kualitas air sungai baik, maka masyarakat yang menggunakan juga akan sehat,” ujarnya.
Momen memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, Edi juga mengajak masyarakat untuk menggalakkan penanaman pohon dan membersihkan lingkungan secara rutin dalam upaya menjaga kelestarian alam. Selain itu, masyarakat diimbau untuk mengurangi atau bahkan meniadakan penggunaan kantong plastik.
“Kita juga mencoba mengedukasi masyarakat untuk bisa memilah dan mengelola sampah dengan baik,” imbuhnya.
Selain menebar bibit ikan, Edi secara simbolis juga melakukan pembongkaran sebuah rumah di tepian Sungai Kapuas untuk penataan kawasan tersebut menjadi waterfront. Menurutnya, rumah-rumah yang akan dibongkar sebanyak sembilan unit.
“Dengan adanya waterfront di kawasan ini kita harapkan akan memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat sekitar,” ucap Edi.
Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BWSK) I, Dwi Agus Kuncoro menjelaskan, air Sungai Kapuas masih dalam kondisi normal dengan hujan intensitas sering. Sehingga intrusi air laut tidak mempengaruhi Sungai Kapuas. Namun, dari hari ke hari kondisi air Sungai Kapuas kian keruh.
Sungai Kapuas akan jernih jika air sungai laut masuk. Akan tetapi menjadi asin sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih seperti suplai air PDAM.
“Air Sungai Kapuas yang keruh harus menjadi perhatian kita bersama,” ungkapnya.
Karakteristik tanah lumpur dan gambut di Daerah Aliran Sungai (DAS) terutama Sungai Kapuas memberikan pengaruh kondisi air di sungai. Apalagi DAS Kapuas merupakan kawasan yang besar dengan beragam bentang alam dan litologi yang mempengaruhi Sungai Kapuas. Oleh sebab itu, kekeruhan air sungai bukan berarti lahannya kritis.
Paling penting, kata Dwi, pH airnya dan intrusi air laut dijaga agar tidak mencapai ke Sungai Kapuas.
“Sebab Sungai Kapuas dipergunakan sebagai air baku PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Pontianak,” pungkasnya. (ndi)
Discussion about this post