– Sejumlah warga Dusun Sansat, Desa Sansat Kecamatan Toba mendatangi Kantor DPRD Sanggau, Senin (13/09/2021). Mereka mengadukan keberatan atas dibangunnya pelabuhan salah satu perusahaan bauksit di Dusun Sansat.
Salah seorang perwakilan warga, Heronimus Bumbun kepada wartawan menyampaikan kedatangan mereka diiterima anggota DPRD dari Fraksi Demokrat yang diketuai Supardi.
“Kedatangan kami ke DPRD ini meminta agar pelabuhan bauksit yang proses pembangunannya sedang berjalan di Dusun Sansat ini dibatalkan,” tegas Bumbun sapaan akrabnya usai bertemu pihak DPRD Sanggau.
Alasan penolakan warga atas pembangunan pelabuhan tambang bauksit lantaran keberadaannya terlalu dekat dengan fasilitas umum dan pemukiman warga.
“Terlalu dekat dengan rumah sekolah, dekat dengan Pustu, dekat dengan jalan dua dusun dan pemukiman warga. Pencemaran udara dan kebisingan serta pencemaran limbahnya yang membuat kami tidak setuju keberadaan pelabuhan didekat kampung kami,” ujarnya.
Bumbun mengaku, warga sudah berkali-kali menggelar rapat dengan pihak perusahaan, baik di tingkat dusun, desa bahkan hingga kecamatan. Tetapi tidak membuahkan hasil.
“Inilah alasan kami mengadukan persoalan ini kepada DPRD, karena kami percaya sebagai wakil rakyat mereka dapat memperjuangan aspirasi masyarakat,” terang Bumbun.
Sementara itu, Ketua Fraksi Demokrat Supardi menyampaikan kedatangan perwakilan warga Dusun Sansat bertujuan bertemu dengan DPRD Sanggau adalah menyampaikan keluhan terkait keberadaan pelabuhan bauksit yang terlalu dengan fasilitas umum dan pemukiman warga.
“Harusnya yang mereka temui itu Komisi terkait, tapi tadi mereka ngantar surat dulu karena kebetulan saya ada di kantor, sehingga mereka menemui saya. Karena ini aspirasi masyarakat maka saya harus terima dan mengarahkan dengan baik,” kata Supardi.
Aduan masyarakat tersebut sampai ke DPRD Sanggau, kata Supardi, merupakan puncak dari kekecewaan masyarakat karena tahapan penyelesian. Mulai dari tingkat dusun, desa hingga kecamatan sudah dilalui, namun belum juga membuahkan hasil.
“Sudah ada tujuh sampai delapan kali mereka pertemuan, tapi tidak ada respon dari pihak terkait. Bahkan warga sempat putus asa, karena semua tahapan sudah dilalui, tapi tidak membuahkan hasil,” terang Supardi.
Yang menjadi inti penolakan warga, ungkap Supardi, adalah keberadaan pelabuhan bauksit yang terlalu dekat dengan pemukiman warga.
“Yang warga khawatirkan limbahnya, belum lagi suara bising akibat bongkar muat bauksit, karena lokasinya dekat pemukiman. Warga sama sekali tidak menolak investasi, justeru mereka mendukung, mereka hanya minta jangan dibangun di dekat pemukiman dan fasilitas umum,” tuturnya.
Setelah menerima aduan masyarakat, langkah DPRD selanjutnya, beber Supardi, menunggu instruksi pimpinan.
“Karena surat yang mereka sampaikan harus naik dulu ke pimpinan, didisposisi oleh pimpinan untuk diarahkan ke Komisi terkait. Nanti kita cek bagaimana AMDAL pelabuhan ini. Kita akan cek nanti ke lapangan, supaya tidak bias dalam mengambil keputusan,” tutupnya. (DD)
Discussion about this post