Robert Oscar Tilaar, pria lanjut usia yang dihardik Anggota DPRD Kota Pontianak, Dian Eka Muchairi di area perkebunan langsat mengaku mendapat perlakuan kasar dan kekerasan Verbal. Mantan tentara inipun menceritakan peristiwa itu kepada sejumlah wartawan.
Insiden Dian Eka ‘menyerang’ Robert Oscar terjadi pada 30 Juli 2021 siang. Waktu itu, Robert meminta supaya politisi Partai Hanura tersebut menghentikan segala bentuk aktifitas di perkebunan langsat miliknya.
“Mula-mula dari jarak 100 meter. Begitu turun dari sepeda motor. Dia (Dian Eka, red) sudah membawa bambu bercabang dan runcing berlari ke arah Saya,” ungkap Robert ditemui di kediamannya di Pontianak Barat, Kamis (7/10/2021) pagi.
Menurut Robert, di belakang Dian Eka ada sejumlah orang yang diduga merupakan pengawal Dewan Terhormat itu. “Anak buah dia pegang parang. Mereka datang mengancam saya. Dia (Dian Eka) bersama konco-konconya. Sementara Saya bersama pendeta,” jelas Robert.
Melihat Dian Eka berlari membawa bambu, Robert mengaku, hanya duduk berdiam diri. “Mungkin melihat Saya diam saja. Dia buang itu bambu,” ungkapnya.
Robert menambahkan, setelah saling berhadap-hadapan. Dian Eka mengancam-ngancam dirinya. “Saya sempat ditarik. Tangan saya ditarik. Kejadian ini tidak terekam di video,” beber pria berusia 83 tahun ini.
Video Dian Eka Muchairi marah-marah dan menghardik Robert Oscar viral dan menyebar luas ke masyarakat. Dalam video berdurasi 28 detik tersebut, Anggota DPRD Kota Pontianak itu tampak mengambil sesuatu dan kemudian melemparnya.
“Yang dalam video itu tongkat. Tongkat itu dia ambil dan dilempar. Waktu Dian Eka bawa bambu tidak terekam. Tapi saksi ada. Anak buahnya pun kalau jujur. Jika bersaksi mesti kasi tahu bahwa dia waktu datang bawa bambu,” cerita Robert.
Kepada wartawan, Robert menjelaskan, memang pada 30 Juli 2021, dia meminta Dian Eka untuk datang ke kebun langsat miliknya. “Saya minta ke dia. Supaya dia hentikan itu kegiatan. Karena melawan hukum. Saya sudah somasi,” tegas Robert.
Sebelumnya, Robert juga telah melayangkan pemberitahuan pertama pada 18 November 2020. Supaya Dian Eka jangan lagi beraktifitas di lingkungan perkebunan miliknya.
“Saya menempelkan surat pemberitahuan penghentian aktifitas. Saya sudah bilang ke anak buahnya. Tolong panggilkan Dian Eka, suruh datang ke sini (perkebunan),” ujarnya.
Robert menerangkan, baru mengenal dan pertama kali bertemu Dian Eka pada 30 Juli lalu. Sebelumnya Robert tidak pernah kenal atau bertatap muka dengan pria yang menjabat sebagai Sekretaris DPD Partai Hanura Kalbar tersebut.
“Jadi pada waktu dia datang. Saya tidak percaya dia itu Anggota Dewan. Karena kasar berbicara gitu lho. Saya pikir, kayaknya bukan dia ini. Masak Anggota Dewan dan mengaku Sarjana, kok begitu punya kelakuan. Saya inikan orang tua. Sudah pincang lagi,” lugas Robert.
Pria 83 tahun ini juga menyesalkan sikap Dian Eka setelah peristiwa itu. “Bukannya minta maaf, malah mengancam secara verbal. Saya sumpah sampai mati. Keterangan ini tidak saya lebih-lebihkan. Itulah kejadian sebenarnya,” tutup Robert. (dis)
Discussion about this post