
– Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid, mendorong tokoh masyarakat, ulama untuk membina warga serta anak-anak di Kecamatan Garut Kota, Garut, Jawa Barat (Jabar) yang mengaku dibaiat untuk masuk aliran sesat Negara Islam Indonesia (NII).
Tujuan pembinaan itu agar mereka kembali ke ajaran Islam yang benar dan juga ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Mereka ini salah memahami agama. Mereka menjadikan pemerintah sebagai musuh utama. Kalau kita memahami makna thaghut itu kan berbeda,” kata Habib Syakur dalam keterangannya, Kamis (08/10/2021).
Menurut Habib Syakur, pemerintah desa, tokoh masyarakat dan ulama setempat, harus memakai pendekatan budaya dan adat istiadat, dalam membina. Termasuk peran penting lingkungan yaitu masyarakat di sekelilingnya, juga harus berperan aktif.
“Masyarakat sekeliling harus memperhatikan, apalagi ini ada anak-anak yang dibaiat. Intinya harus memakai pendekatan kultural, pendekatan spiritual. Mereka harus diingatkan mereka hidup dimana, kan hidup di negeri tercinta, apakah negeri kita ini daerah perang? Kan tidak. Negara kita ini kan surganya dunia. Banyak kekayaan alam,” tuturnya.
Selain itu, Habib Syakur juga meminta TNI dan Polri, baik itu Babinsa, Babinkamtibmas, turun ke lapangan sebagai pendamping, membantu memberi pemahaman tentang kebangsaan kepada mereka, agar lebih menjiwai nilai-nilai Pancasila.


“Permasalahan di Garut yaitu NII itu adalah permasalahan yang sangat kompleks. Dan itu bisa diselesaikan dalam keluarga sendiri secara adat istiadat, secara pendidikan, peradaban, pendidikan kebangsaan. Karena pendidikan kebangsaan sangat penting sekali,” kata dia.
Bagi Habib Syakur, jika menangani permasalahan baiat membaiat ini hanya memakai pendekatan senjata, sebenarnya TNI dan Polri bisa melakukannya. Namun, cara seperti itu sangat tidak tepat.
“Sebetulnya kalau mau sapu bersih TNI Polri mampu. Tapi ini tugas utama ya rakyat, lingkungan sekitar dengan sistem pertahanan dan keamanan semesta memastikan mereka memahami betapa pentingnya bersatu pentingnya kebersamaan,” tukasnya.
Diketahui, sebanyak 59 anak dan orang dewasa diduga terjerumus ke dalam NII. Hal ini diketahui setelah salah satu orang tua dari anak berinisial G,15, melaporkan kepada pihak Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota bahwa anaknya masuk ke dalam NII.
Setelah itu berbagai pihak seperti tokoh-tokoh agama, TNI serta Polri melakukan tabayyun dan menyatakan hal ini telah diproses lebih lanjut. Anakpun sudah sadar lalu berjanji kembali ke ajaran Islam yang benar. (Rga)





Discussion about this post